Pagi itu, langit tampak gelap, rintik gerimis turun dengan curah ringan. Suasana tampak layu, selayu wajah murung seluruh murid yang berkumpul di pekarangan belakang komplek padepokan. Seluruhnya menampakkan ekspresi yang kalut, tak jarang beberapa diantaranya menangis sesenggukan. Terutama bagi para murid perempuan.
Sebentar lagi, upacara pemakaman para murid perguruan yang menjadi korban teror dimulai. Mahaguru Sutaredja bersiap memasuki mimbarnya untuk berpidato.