Chereads / Fake Nerd Merried with CEO / Chapter 2 - Perjodohan dan perjanjian?

Chapter 2 - Perjodohan dan perjanjian?

Seorang gadis berjalan gontai memasuki gerbang yang sedikit terbuka.ia membenarkan letak kaca mata bulat miliknya yang sedikit menurun dengan telunjuk tangan kanannya,dan tangan kirinya tengah memeluk 3 buku cetak dengan ketebalan yang sama.gadis itu harus melewati halaman yang menjuntai luas agar bisa sampai dirumah mewah atau sering disebut dengan Mansion itu.

Baru saja ia memasuki ruang tamu,tiba tiba ada seorang wanita yang memanggil namanya.

"Zie"gadis itu menoleh kearah kanan,ia mendapati seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Ansley Grissham_mamanya Mackenzie yang tengah duduk di sofa ruang tamu

wanita itu tak sendiri,disamping kanannya terdapat seorang pria paruh baya yang tak lain papanya Mackenzie_Grissham Ragantara Axon

Mackenzie langsung berjalan kearah mereka dan mendudukkan dirinya disalah satu sofa single.

Mackenzie meletakkan buku cetak tebalnya itu diatas meja lalu bertanya"ada apa ma?"

"besok malam kamu tidak ada acara bukan?"bukannya menjawab Ansley malah balik bertanya

Mackenzie menggelengkan kepalanya"enggak ada ma, emangnya kenapa?"tanyanya heran,tidak biasanya Ansley menanyakan hal itu.

"besok malam,kamu harus ubah penampilan kamu.jangan pake kacamata apa lagi dandan layaknya Nerd"ujar Ansley yang membuat kedua bola mata Mackenzie terbuka lebar.

"apa?maksud mama apa nyuru aku ubah penampilan?"tanya Mackenzie dengan nada dinginnya.

"ini untuk kebaikan kamu Zie,besok malam akan menjadi pertemuan antar keluarga dan pertemuan kamu dengan calon suamimu"pernyataan Ansley barusan membuat Mackenzie terperangah.

"enggak akan!Zie enggak bakal ngubah penampilan Zie cuma karena perjodohan aneh ini.Zie juga enggak bakal pernah menerima perjodohan ini"Mackenzie menolaknya secara mentah mentah.

"enggak bisa gitu Zie,pokoknya kamu bakal tetap mama jodohin... titik.pokoknya mama enggak terima penolakan!"jawab Ansley dengan bersikukuh

"enggak bisa gitu dong ma!mama enggak bisa jodohin Zie gitu aja.seharusnya mama minta persetujuan dulu dari Zie,mau atau enggaknya itukan tergantung di zie"tolaknya lagi,namun mendapat gelengan dari Ansley.

"tapi sayangnya,mama enggak mau nerima penolakan"ujar Ansley dengan santainya, Machkenzie merengut kesal.bisa bisanya mereka menjodohkan dirinya,dengan seseorang yang bahkan ia tak tau seluk beluknya.

"tapi ma,Zie kan enggak tau siapa dia.orangnya baik atau enggak,apa dia bakal selalu nerima bagaimana pun keadaan Zie atau enggak?kalau enggak gimana?emangnya mama mau kalau Zie nikah dengan orang yang enggak jelas asal usulnya"jelas Mackenzie panjang lebar,dan dia hanya berharap semoga orang tuanya tak jadi untuk menjodohkannya.

"dia baik kok Zie,mama juga kenal dengan orangnya.lagian dia itu anaknya sahabat mama,anaknya itu penurut,baik,ganteng,pinter.pokonya Perfect deh,mama yakin kalau kamu udah lihat orangnya juga kamu bakal tergila gila"jawab Ansley dengan antusiasnya.

"ma,Zie mohon banget....batalin aja ya perjodohan itu"pinta Mackenzie seraya menyatukan kedua telapak tangannya berharap Ansley mau menyetujui permintaannya

"enggak bakal mama batalin Zie sayang...pokoknya kamu bakal tetap mama jodohin sama dia.lagian mana mungkin mama batalin perjodohan gitu aja,sedangkan perjodohan ini aja udah direncanain bahkan sudah dijanjikan saat kamu masih didalam perut mama"Ansley mencoba agar putri tunggalnya itu dapat mengerti,dan menerima apa yang telah disepakati selama bertahun-tahun.

karena ini sudah menjadi sebuah perjanjian,mau tak mau ia harus mengiyakan nya.kalau tidak,orang tuanya pasti akan dicap sebagai pengingkar janji "ya udah iya,Zie bakal nerima perjodohan ini.tapi Zie punya satu syarat!"

Ansley tersenyum lebar"oke,apa pun persyaratan nya mama akan sanggupin yang penting Zie mau nerima perjodohan ini.zie mau apa?mau rumah?mobil?pesawat?mau pulau?atau mau apa?"ujar Ansley dengan penuh semangat.

Mackenzie terkekeh geli saat melihat respon sang mama"Zie enggak butuh itu semua mama sayang"ujarnya lembut

"terus Zie maunya apa?apa Zie mau mama beliin planet?entar deh mama beliin khusus Zie"kini bukan hanya Zie yang tertawa,Grissham yang sejak tadi diam saat melihat perdebatan Mackenzie dengan sang istri juga ikut tertawa.

"ada ada aja kamu ma..ma"Grissham menggelengkan kepalanya seraya tertawa setelah mendengar perkataan yang ngelantur itu keluar begitu saja dari mulut Ansley.

Ansley mendengus kesal"ih papa,bukannya bantuin mama.malah ketawa"Ansley mencebik bibirnya

"bwuahhh,aduh...ma..pa...perut Zie sakit nih"Mackenzie tertawa terpingkal-pingkal seraya memegang perutnya yang sakit akibat tawanya yang tak terkontrol sejak tadi.bahkan kini ujung kelopak matanya mengeluarkan cairan bening,

"ketawa terus...papa entar malem tidurnya dikamar tamu aja ya"kesal Ansley yang langsung berdiri dari duduknya,lalu meninggalkan Grissham yang masih belum bisa mencerna perkataannya tadi.

"Zie,maksud mama mu itu apa sih?"tanya Grissham,namun tak ada jawaban sama sekali karena Mackenzie semakin menguatkan tawanya.

"hahahaha,ih papa masa gitu aja enggak ngerti sih"Mackenzie berdiri,lalu berjalan seraya memegang perutnya meninggalkan ayahnya yang tengah melongo tak percaya melihat tingkah absurd sang putri.

setelah Mackenzie menghilang dari pandangannya, Grissham langsung tersadar dan berteriak"ZIE,KOK MALAH NINGGALIN PAPA SIH?KAMU KAN BELUM JAWAB PERTANYAAN PAPA TADI"namun tak ada jawaban sama sekali,ya jelas saja lah orang Mackenzie aja sudah berada didalam kamarnya mana bisa denger dia.

"arghhhh"Grissham mengacak rambutnya frustasi,ia tak tau harus berbuat apa.disisi lain istrinya sedang marah,dan disisi lainnya ia masih belum bisa mencerna atau pun mengerti dengan apa yang istrinya maksud tadi.

************************************************************

jam menunjukkan pukul 19.30

Mackenzie berjalan menuruni tangga dengan kedua tangannya yang sibuk mencepol rambut panjangnya.

saat sudah berada diruang makan,ia dapat melihat sepasang suami istri yang tengah bercanda gurau.lalu ia pun langsung mendudukkan dirinya dikursi meja makan tersebut"ehem,udah baikan aja nih.tadi perasaan ada yang lagi marah,udah tu yang dimarahin pun tidurnya harus misah"perkataan nya barusan membuat Grissham dan Ansley menghentikan aksi tawa mereka.

Ansley sedikit berfikir dan mengetuk ngetuk dagu dengan jari telunjuknya"bener juga kamu ya Zie,tadi kan mama lagi marah papa.tapi,ini kok malah baikan sih"ujarnya polos.

Mackenzie menepuk jidatnya"ya ampun mama,kok bisa lupa sih.perasaan mama umurnya enggak tua tua amat,kok bisa jadi pelupa gitu sih?udah kayak nenek nenek yang umurnya 90 tahun"ejek Mackenzie yang langsung mendapat pelototan tajam dari sang empu

"apa kamu bilang?mama kayak nenek nenek yang umurnya udah 90 tahun?"geram Ansley yang mendapat anggukan polos dari Mackenzie,hal itu jugalah yang membuat Ansley naik pitam.

"ZIE,DASAR ANAK KURANG AJAR YA.MASA MAMA MASIH MUDA GINI DI BILANG KAYAK NENEK NENEK YANG UMUR NYA UDAH 90 AN"Mackenzie maupun Grissham langsung menutup telinganya masing masing.

"ihhhh,mama.berisik tau,bisa bisa nanti nih gendang telinga Zie bisa pecah"omel Mackenzie yang masih setia menutup telinganya.

sedangkan Grissham tak berkomentar apa pun,ia takut bila nanti salah bicara.bisa bisa, Ansley akan memintanya untuk tidur terpisah lagi.mana bisa tidur Grissham kalau enggak ada Ansley tidur disampingnya.udah kayak guling aje😂...

"habisnya kamu sih,bikin Mama naek darah aja"dengusnya kesal

Mackenzie mengeluarkan cengiran khas miliknya"heheh...iya iya Zie enggak bakal kayak gitu lagi kok"ujarnya.

Mackenzie membalikkan piring yang tadinya dalam posisi tengkurap,ia pun mulai menaruh nasi,sayur dan lauk pauk diatas piring tersebut.

"Zie,kamu tadi belum bilang syarat apa yang mau kamu ajukan"ujar Ansley disela sela makannya

Mackenzie mengarahkan pandangannya kearah depan,karena Ansley sendiri memang sedang duduk dikursi yang bersebrangan dengan dirinya"Hem...syarat dari Zie enggak banyak dan ringan kok ma.syaratnya Zie enggak mau ngubah penampilan Zie yang seperti Nerd"sontak saja hal itu membuat Ansley yang sedang mengunyah,langsung tersedak makanan.

uhukkk...uhukk..

"kok syaratnya gitu sih Zie? emangnya enggak ada syarat yang lainnya?"Ansley dibuat melongo atas perkataan Mackenzie barusan,apa yang ada didalam pikiran gadis itu?

Mackenzie menggelengkan kepalanya"enggak ma,enggak ada lagi.lagian syarat yang Zie kasih tu kan simple dan sangat mudah dijalani"lagi lagi Mackenzie membuat Ansley membuka mulutnya lebar lebar,awas Bu!kemasukan laler entar😂...

"mudah pala mu,kenapa persyaratan harus kayak gitu?"tanya Ansley yang kini melipat kedua tangannya diatas meja makan,ia lebih memilih menghentikan acara makannya dan meminta penjelasan secara rinci akan syarat aneh yang telah putrinya itu berikan.

"Zie cuma mau pertahanin pendirian yang sudah Zie lakukan selama ini"Mackenzie menatap Ansley dengan lekatnya,ia mengeluarkan puppy eyes miliknya berharap sang mama menyetujui syarat yang telah ia berikan.

"pendirian macam apa yang kamu maksud?"tanya Ansley dengan nada tak suka.

"Zie itu punya pendirian,kalau Zie enggak akan pernah ngubah penampilan Zie sebelum calon atau pun suami Zie itu menikahi Zie bukan karena fisik,harta ataupun semacamnya.Zie cuma mau dicintai tanpa memandang fisik."jelas Mackenzie seraya memasukan makanan kedalam mulutnya.

"kamu ngomong kok enggak nyambung sih Zie"ujar Ansley yang menatap heran Machkenzie

Mackenzie menyengir"heheh,enggak apa apa lah ma.intinya Zie enggak bakal pernah buka penyamaran Zie sebelum orang yang akan dijodohkan dengan Zie nanti menerima Zie apa adanya bukan karena ada apanya"Ansley menghela nafas gusarnya

"kalau mama enggak setuju dengan persyaratan Zie,ya udah Zie enggak bakal pernah mau melakukan perjodohan ini"ujar Zie.

"ya udah kalau begitu mama akan menyetujui persyaratan kamu"sekatika mata Mackenzie berbinar

"seriouly"Ansley mengangguk pasti.

"yey,thank you ma"Mackenzie bangkit dari tempat duduknya,lalu berjalan memutari meja makan.sesampainya ia dibelakang kursi Ansley,ia langsung memeluk Ansley dengan eratnya.

"thank you ...thank you...ma...Zie sayang mama"Ansley yang hampir kehabisan nafas akibat pelukan erat dari Mackenzie pun berusaha melepaskan tangan Zie dari tubuhnya.

"aduh Zie,lepas...mama enggak bisa nafas"ujarnya, Mackenzie mendengar hal itu pun langsung mengurai pelukannya.

"heheh...maaf ya ma,Zie kelewat bahagia sih makanya Zie enggak lihat lagi kondisi dan suasananya"setelah mengatakan hal itu,Mackenzie berjalan untuk kembali ketempat duduknya semula.

sedangkan Ansley sendiri masih berusaha mengatur nafasnya yang masih tersendat sendat"kamu ini Zie,meluk kok kelewatan banget"jelas saja perkataan Ansley barusan mengundang gelak tawa Mackenzie maupun Grissham.

"heheh,maaf ya mama ku sayang"ujarnya seraya memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"emangnya kamu enggak malu Zie,kalau Dateng ke pertemuan itu dengan penampilan Nerd"Mackenzie yang hendak menyuapkan makanan kedalam mulutnya,langsung menghentikan aksinya itu.

"enggak lah ma,buat apa malu.justru itu memang udah bagian dari tujuan Zie,Zie mau lihat orang yang bakal jadi calonnya Zie nanti bakal nerima atau enggak kalau Zie berpenampilan Nerd"jelas Mackenzie

"terus sampai kapan kamu nutupin hal ini?"tanya Ansley dengan penuh penasaran

"ya sampai dia benar benar mencintai Zie dengan penampilan Zie yang saat ini,barulah nanti Zie bakal mengungkap penyamaran Zie"jawabnya

Grissham yang sejak tadi diam pun ikut angkat bicara"ya udah,kalau itu memang udah keputusannya Zie.papa sama mama enggak bisa melarangnya,apa pun itu asalkan untuk kebaikan Zie papa akan menyetujui nya"lagi lagi mata Mackenzie seketika berbinar

"beneran pa?"tanya Mackenzie yang langsung mendapat anggukan dari Grissham"thank you papa,ternyata papa sama Mama baik juga ya orangnya"perkataannya barusan sontak saja membuat Grissham maupun Ansley membulatkan matanya

"apa kamu bilang?jadi selama ini mama sama papa itu orangnya enggak baik gitu?"Ansley memberikan Mackenzie tatapan tajam miliknya.

Mackenzie menyengir kuda"heheh,enggak kok ma.selama ini papa sama Mama itu selalu baik kok"ujarnya

"Hem"Ansley hanya menjawab dengan deheman.

setelahnya,suasana menjadi hening seketika yang terdengar hanya dentingan sendok dan piring yang bersentuhan.

"ma,pa.Zie duluan ya,soalnya mau ngerjain pr"ujarnya yang baru saja selesai meneguk air putih.setelah mendapat anggukan dari keduanya,gadis itu langsung bergegas meninggalkan meja makan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.