Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

My Indogo Side

Shindy_intan_16
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7.6k
Views
Synopsis
(Slow update) Sebelum baca follow dulu ya:) Angelica Annya Pratiwi. Seorang gadis cantik berusia 18 tahun yang harus dihadapkan dengan perpisahan orang tuanya dan dihadapkan dengan hal hal mistis yang belum ia alami sebelumnya. Perbedaan yang angel miliki membuat tidak seorangpun mau berteman dengannya Hingga ia menemukan seorang boyfreind yang bisa membantu menyelesaikan sedikit demi sedikit ketakutannya itu. Selamat membaca Cerita ini murni karangan sendiri. Apa bila ada kesalahan pengucapan atau penulisa mohon maaf. Terimakasih sudah menyempatkan mampir semoga suka dengan cerita ini Start 29 Juni 2020 upload 1 Agustus 2020 Salam author ♤Shindy Intan Permatasari♤
VIEW MORE

Chapter 1 - Misteri Gerbong

~happy reading:)

semoga suka yah sama cerita pertama yang aku buat~

Angelica Annya Pratiwi, itu namaku. Kalian bisa memanggilku Annya ataupun Tiwi. Aku gadis berusia 18 tahun yang terlahir sebagai indigo. Sejak kecil.  Namun sampai sekarang aku masih takut saat mereka main bersamaku

Pagi ini entah kenapa aku tiba-tiba merindukan ibu ku dibandung..

Ayah dan ibuku sudah lama mereka berpisah, sejak aku duduk dibangku smp. Dan semenjak saat itu aku tidak pernah bertemu ibu lagi..

Entah kenapa aku memberanikan diri untuk bertemu ibu sendirian dibandung. Mungkin karna memang aku sudah terlalu rindu, pikir ku.

Aku mencoba mengajak ayah untuk mengantarku menemui ibu, namun ayah bilang "ayah tidak bisa pergi" ucapnya yang membuat ku sedikit kecewa.

Semua barang sudah kumasukan kedalam koper, aku menunggu ayah pulang agar bisa langsung berpamitan. Hampir tiga jam aku menunggu ayah pulang.

waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam, dan ayah masih belum juga pulang.

Karna aku takut akan semakin malam jadi kupustuskan untuk mengirimkannya pesan setelah aku sampai dibandung.

Aku memutuskan untuk pergi kestasiun sendirian. keadaan di stasiun hari ini agak sedikit ramai, banyak orang-orang yang berpakaian kantor.

Aku memesan tiket tujuan bandung, dan tiketnya menunjukan keberangkatan pukul sembilan malam.

Jarum di jam tanganku menunjukan pukul setengah sembilan malam, berarti masih ada sisa waktu setengah jam sampai kretaku tiba.

"membosankan" ucapku. Setengah jam telah berlalu namun kretaku belum juga tiba, keadan di stasiun saat ini sudah hampir sepi hanya ada aku dan beberapa penumpang lainnya, selain itu lampu-lampu mulai dimatikan, entah mengapa firasatku hari ini tidak mengenakan, dari mulai perjalanan menuju stasiun dan sampai stasiun pun tidak seperti biasanya.

Lima menit sebelum kereta tiba, pandanganku tertuju kepada satu sisi sebrang tempatku duduk, "pria?" Aku terus memandangi pria itu hingga kreta ku pun sampai.

pada pukul setengah sepuluh malam kretaku baru sampai di stasiun.

Aku dan beberapa penumpang lainnya berdiri dan mempersiapkan barang-barang, sampai kretapun berhenti, aku mencari gerbong tempat dudukku,sampailah pada gerbong ketiga dari akhir aku menemukan gerbong enam dan langsung masuk.

Namun saat pertama kali aku menginjakan kaki di gerbong itu, kesan yang kutemukan adalah seperti tercium bau-bau bunga melati, dan lagi penerangan di gerbong ini agak sedikit gelap yang menambah seram saat pertama kali aku masuk. Mungkin hanya halusinasi ku sajah

Setelah lama aku mencari, akhirnya aku menemukan tempat duduku tepat tidak jauh dari kamar mandi yang membuat ku tambah merinding Namun ada yang aneh,

hanya ada aku saja didalam gerbong itu. "mungkin penumpang lain akan naik di stasiun berikutnya" gumamku.

Aku pun memilih duduk disebelah kaca dan langsung memasang haidshet di telingaku dan seketika mataku mengantuk sekali.

Yasudahlah kuputuskan untuk tidur sejenak karna yang kutau dari stasiun keberangkatanku menuju bandung memakan waktu kurang lebh satu jam setengah..

Akupun tertidur pulas, tanpa aku sadari bahwa kreta akan berhenti di stasiun berikutnya, cukup ramai sekali disini.

Sampai kreta berhenti, mereka memasuki gerbong yag sama denganku. Namun anehnya, mereka sama sekali tidak membawa barang-barang sepertiku, wajah mereka....wajah mereka pucat semua seperti mayat hidup, ucapku dalam hati.

Aku memutuskan untuk pergi ketoilet, namun tiba tiba lampu ditoilet mati, aku mencoba mencari handphone untuk menyalakan flas namun aku lupa handphone ku tertinggal di korsi.

Aku bergegas keluar dari toilet, saat aku buka pintu toilet itu tiba tiba aku dikagetkan dengan seorang kondektur yang muncul di depan mukaku.

"Pa tollong dong lampu kamarmandi nya dibenerin biar ngga gelap" kataku, namun kondektur itu tidak berbicara apapun hanya mengangguk.

"Aneh" kataku dalam hati yang sambil terus memperhatikan kondektur di depanku ini

Saat aku melewati kondektur itu seketika bau melati menyengat terasa di idung ku aku segera kembali ketempat duduk ku namun sebelah tempat dudukku masih kosong.

Ku coba kembali memenjamkan mataku,hingga perutku terasa sangat lapar sekali dan akupun memutuskan untuk pergi ke gerbong makan.

Namun saat aku bangun, aku baru sadar kalo disebelahku sudah ada penumpang lainnya.

Kucoba untuk mencairkan suasana dengan bertanya kepadanya.

"mas, apa tadi ada pramugara/pramugari lewat menawarkan makanan?" tanyaku.

Dia hanya menggelengkan kepala nya saja. Aneh pikirku, biasanyakan mereka lewat untuk menawarkan makanan.

" mas dari mana?, mau kemana?" tanyaku pada laki laki yang saat ini tengah duduk di sebelah korsi ku, bahkan saat ini dia tidak menjawab ku lagi

"huhh dasar tidak sopan" celetukku kesal

namun tiba-tiba dia menengok ke arahku dengan mata yang melotot berwarna merah.

Kualihkan pandanganku langsung menuju jendela, namun tatapan dia masih bisa kulihat dari kaca sebelah tempat dudukku.

"orang aneh", gumamku

Aku pun membiarkan dia tetap memandangi ku dengan melotot namun, tatapan itu seakan tatapan kosong

"permisi" ucapku sambil bangun dari tempat duduk, dia pun berdiri tanpa berbicara

Aku pun segera keluar dari tempt duduku, namun ada yang aneh ucapku mengapa selama perjalanan, orang-orang didalam gerbongku tidak ada yang berbicara.

Langkah kakiku terhenti tepat didepan pintu kamar mandi, kakiku terasa berat untuk melangkah seperti ada yang memegangi namun saat ku lihat tidak ada apa apa.

Aku menarik kakiku sampai bisa kembali bergerak dan tanpa pikir panjang aku berlari disepanjang gerbong

Langkah kakikupun terhenti ketika aku sampai digerbong makan, ramai sekali keadaan digerbong ini, tidak seperti digerbong tempat dudukku tadi.

"mas nasi goreng nya satu ya" pintaku pada salah satu pramgara itu

"ini ka, ke nya kaka dari gerbong belakang ya?" tanya nya sambil memberikan nasi goreng kepadaku

"ia mas, saya dari gerbong enam, disana sepi banget tidak ada satu orangpun yang berbicara, mungkin mereka lelah"

setelah mendengar perkataan ku barusan raut muka pramugara itupun sedikit pucat.

Aku terus menyuapkan nasi itu kedalam mulutku hingga kondekturpun mengahampiriku

"permisika, boleh saya liat tiketnya"

"ouh ia,tunggu sebentar yaa pa saya ambilkan"

Akupun mencari tiket yang tadi kusipan didalam tasku dan memberikannya kepada kondektur di sebelah ku saat ini

Kondekturpun memeriksa tiket ku dan berkata

" mari saya antarkan ketempat duduk ka"

"tidak usah pa, saya bisa sendiri"

"tidak apa-apa ka, mungkin kaka salah tempat duduk, soalnya dari tadi korsi kaka kosong"

"tidak mungkin, orang saya dari tadi duduk disitu ko, malah tadi saya bertemu kondektur di gerbong enam"

"saat ini yang bertugas hanya saya saja, karna tidak mungkin dalam satu perjalanan ada dua kondektur" ucapnya yang membuat sesisi gerbong makan melihat ke arahku, seaakn mereka penasaran dengan ceritaku.

Akupun menceritakan semuanya dari awal aku naik kereta itu, hingga aku sampai di gerbong makan ini.

Setelah itu, kondektur memberikan ku air minum, dan mengantarku ketemapat dudukku.

Anehnya, digerbong ini ramai sekali, tidak seperti digerbongku yang tadi, dan teman sebelah kursikupun wanita, bukan pria.

Limas belas menit lagi kretaini akan berhenti tepat ditujuanku.

Wanita yang tadi duduk disebelah ku sudah tidak ada, mungkin sudah turun saat aku tertidur tadi.

Waktu jam di handphone ku menunjukan pukul sebelas malam, aku pun menelpone ibu untuk menjempuku di stasiun, dan ibupun meng iyakan nya.

Kretapun berhenti tepat distasiun, sebelum aku turun kondektur duduk diseblah korsiku,dan memberikan ku sebuah air minum dan sebuah surat

katanya " ka nanti dibaca kalo sudah sampai dirumah ya, lalu airnya segera diminum setelah kaka turun dari kereta" ucapnya yang langsung dibalas anggukan olehku.

Setelah berbicara seperti itu kondekturpun pergi dari tempat dudukku

Kretapun berhenti, aku dan penumpang lainnya bergegas menghampiri pintu dan turun satu persatu.

"Ahirnya, aku sampai juga dibandung" gumamku.

Aku melihat-lihat sekeliling stasiun untuk memastikan dimana keberadaan ibu.

Ke adaan Di stasiun ini sepi dan sedikit aga gelap hanya beberapa lampu saja yang masih dinyalakan , hanya ada aku dan beberapa penumpang yang turun saja, mungkin sudah malam ucapku

Hingga matakupun terhenti,disebrang kretaku tadi berhenti, "ibu" ucapku, hingga aku terus memperhatikan wanita itu,dan melambaikan tanggan padanya hingga tiba-tiba ada yang memegang bahuku.

Namun saat aku tengok kebelakang, syukurlah itu ibu.

Aku memeluk ibu dengan sangat kuat, hingga tidak mau melepaskannya, wajah ibu, wangi farfum ibu, masih sama seperti terakhir kita bertemu.

Tanpa berlama-lama lagi, ibu lalu mengajaku keluar dari stasiun dan menyuruh ku untuk segera masuk kedalam mobilnya, untuk diantar kerumah baru ibu..

Didalam mobil ibu terus mengajaku mengobrol, bercanda.

Hingga aku baru sadar, kalo yang saat ini tengah bersamaku ibu, lalu yang tadi tersenyum padaku siapa???

________________

#29_Juni_2020