Di keheningan malam kedua insan salin bercerita tentang sebuah masa lalu mereka berdua kepada Sasi, putri mereka. Kemudian mereka mulai menceritakan awal mula kisah itu hingga atas restu Allah mereka bersama-sama.
Syahid baru saja datang ke kedai kafe tempat Lara bekerja. Ia mendengar pembicaraan Lara dan dua temannya.
"Wanita muda itu sangatlah cantik, bahkan cara dia bicara begitu sejuk. Dia benar-benar wanita beraroma surga yang mampu membuat aku jatuh hati," batin Syahid, ia pun berjalan menuju ke meja barista untuk memesan secangkir kopi vanilla matchiatto.
"Nona Lara!"
Lara pun menoleh, ia melihat seorang pria yang selalu datang bayangnya mengusik dia akhir-akhir ini.
"Syahid?"
Syahid tersenyum, ia menatap Lara. Mereka saling menatap dalam beberapa detik.
"Mita!" teriakku menyaksikan dia dalam kondisi berteriak-teriak histeris. Wajahnya sangat suram. Aku langsung memeluknya untuk menenangkan dia.
"Mit, kamu kenapa?" tanyaku kembali dengan lirih.