Masih Anne ingat ketika malam kemarin. Sebuah liontin bulan sabit yang diberikan oleh Barra kala itu. Dia mulai menatap kalung berliontin bulan sabit seraya menatap sebuah langit malam. Dia mulai merasakan sebuah ombak asmara dalam aliran darahnya. Bahkan dia juga tidak sabar untuk segera bersama dengan Barra.
"Apa mungkin kita akan menjadi jodoh?" Tanya hati Anne ketika teringat sebuah lirik lagu kalau jodoh pasti bertemu. Dia tetap menatap bulan sabit meskipun memandang dari tempat yang berbeda dari Barra. Tapi dia yakin kalau bulan sabit yang dia lihat sama.
Anne mulai duduk menikmati secangkir teh hijau hangat. Dia mulai memejamkan kedua matanya. Lalu dia merasakan sebuah aroma cinta yang membara dalam hatinya. Dia benar-benar mengingat kisah kemarin malam saat Barra memberikannya sebuah kalung berliontin bulan sabit.
Ketika itu Anne diajak makan malam di resto 360 derajat Surabaya.
"Ini untukmu," Barra mengeluarkan sebuah kotak ke Anne.
"Apa ini?" Tanya Anne.