Mita menatap sebuah langit malam. Ia merasa kalau sebagian hatinya telah dihancurkan kepercayaan itu sudah lama habis seketika. Mengingat di mana sebuah drama kehidupan yang telah dituliskan. Dia merasa kalau harapannya sudah rusak. Kebahagiaan hanya berujung sebuah luka.
"Ken?" Mita memanggil Ken, kala itu masih menjadi suaminya. Dia menikah karena sebuah perjodohan keluarga. Bahkan untuk merubah sebuah status sosial. Karena seorang wanita korban pemerkosaan akan mendapat nilai moral yang buruk. Dia bahkan menyetujui menikah tanpa sebuah cinta sama sekali.
"Heem," Ken bersikap begitu dingin bahkan membuat Mita menjadi kaku. Suasana masih begitu cangung sekali. Awal pernikahan mereka berdua.