Sebuah masa lalu memang terasa begitu pahit. Kini Allan merasa kalau Sasi bisa merubah semua kisahnya menjadi lebih indah. Kesempurnaan bukan yang dia cari selama ini. Namun saling menyempurnakan adalah sebuah impiannya. Mengikhlaskan sebuah masa lalu menuju ke masa depan.
Sebuah bunga bermekaran dalam hatinya. Bahkan kehadiran Sasi memberikan sebuah arti cinta sesungguhnya. Dia merasakan kalau hatinya makin melayang tinggi. Dia merasa terlanjur nyaman ketika bersama Sasi. "Semoga kamu yang terakhir bagiku. Aku yakin kalau kamu memang segalanya bagiku. Bahkan kamu mampu merubah segalanya bagiku. Semoga kamu menerimaku menjadi calon imam impianmu," ujarnya menatap langit sendu sore ini. "Kamu memang rencana hebat yang telah Allah tuliskan dalam sebuah lauh mahfuz. Semoga kamu ada di dalam catatan skenario-Nya."
"Allan."
"Papa."
"Apa kamu menyukai anak dokter Syahid?"