Seminggu sudah berlalu, namun rasa sakit itu masih saja menjalar dalam hati Aksara. Rasa kecewa itu masih memuncak. Air matanya tidak henti-hentinya mengering. Rasanya dia seperti terseret ombak ribuan kilometer hingga menenggelamkan semua.
Perasaan itu mulai Aksara lawan. Ia ingin berusaha lari dari sebuah kenyataan. Ia berharap semua itu hanyalah sebuah mimpi. Namun semua itu adalah kenyataan dalam kehidupannya. Dia mulai berteriak berulang kali dalam sebuah tangisnya. Ia merobek gaun pernikahannya. Ia menghancurkan semua album foto antara dia dengan Ave. "Kau bajingan!" Makinya berulang kali sambil melempar seluruh hadiah pemberian Ave. Kondisi Aksara begitu sangat mencemaskan.