Senyuman itu terlukiskan di kedua sudut bibir Aksara. Sebuah gaun rancangan dari desainer terkenal telah dia kenakan. Hari ini adalah sebuah hari bahagia baginya. "Bismillah," ucapnya dalam hati. Ia juga terlihat sangat cantik riasan dari seorang MUA terkenal. Ia mulai menghela napas. Ia merasakan jantungnya berdebar dengan cepat sekali. Rasa itu semakin hari berkembang dalam hatinya. "Semoga kamu adalah yang terakhir dalam hidupku. Selamanya," harapan Aksara.
Aksara pun datang memasuki sebuah gedung masjid, ia merasakan kedua kakinya gemetar. Ia benar-benar sangat gugup sekali. Di sana Ave sudah menunggunya di hadapan penghulu. Sebuah perasaan yang tidak pernah bisa dibayangkannya. Kedua sorot matanya mencari sesuatu. "Apa ayah akan datang?" pikirnya menatap sekeliling sudut.
Sebuah langkah kedua kaki membuat pandangannya teralihkan. Pria paruh baya yang usianya 50 tahun datang. Dia adalah Erlan, ayah Aksara. Pria yang sangat dinantikan dan dirindukannya.
"Ayah?"