Di meja makan seluruh keluarga Barra mulai sarapan pagi. Dia tampak gelisah ketika usai mendengarkan kabar baik dari Aksara. "Apakah aku harus bahagia?" gumamnya dalam hati. Perasaannya bercampur aduk seketika, dia terlihat tidak bernafsu untuk makan. Ia mulai menghela napas dengan sangat berat sekali.
"Kamu kenapa, kak?" tanya Sasi mengendus sebuah aroma patah. "Apa kak Barra sedih mendengarkan berita pertunangan kak Aksara dengan laki-laki lain?" bisiknya.
"Bukan urusan kamu," balas Barra sedikit berbisik menatap Sasi, adeknya.
"Ih, kalau suka bilang aja, nanti nangis pas ditinggal!" gumam Sasi, lalu Barra hanya membalas dengan sebuah lirikan yang nampak mematikan.
*
Ave akan menemui mamanya, ia akan mengatakan kalau dia akan segera bertunangan dengan perempuan pilihannya. Ia tidak akan main-main dengan kata-katanya. Ia benar-benar mencintai Aksara sampai kapanpun itu. Dia yakin akan sebuah perasaannya.
"Semoga saja mama mengerti."
