Kedua kaki Ava memasuki sebuah ruangan. Dalam hatinya begitu deg deg degkan, bahkan ada mitosnya kalau CEO pemilik Hilton grup terkenal dengan angkuh, sombong dan dingin sekali. Ia mulai memantapkan hatinya kalau semua itu hanya sebatas isu. Ia percaya akan kemampuan dan restu dari ibunya. Bagaimanapun juga ia ingin mendapatkan pekerjaan itu dengan sepenuh hati.
"Ya Tuhan semoga saja aku bisa," harapan itu telah Ava terbangkan dalam hatinya. Meskipun ia tahu kalau pemilik itu adalah kakak dari temannya. Tapi ia bukan orang yang menggantungkan kepada orang lain lewat jalur belakang. Ia tidak ingin dianggap seperti parasite. Berjuang dengan kedua kakinya sendiri itu begitu sangat sulit sekali. Melewati ribuan beberapa rintangan yang akan menjadi kekuatan. "Aku yakin kalau aku pasti akan bisa membuat harapan dan doa itu menjadi sebuah kenyataan yang tiada habisnya!" helaan napas menjeda. "Sungguh aku yakin, kalau aku bisa mendapatkan pekerjaan itu. Bukan karena jalur belakang."