Acara kedua keluarga. Terlihat wajah muram Barra. Dia memang tidak berminat sama sekali dengan acara perjodohan itu.
"Barra, bagaimana?" tanya Syahid menatap putra sulungnya.
Barra hanya diam. Karena dalam kepalanya ada sesuatu lain yang mengusik. Ia pun menatap sendu sebuah sudut ruangan. Ia terlihat hanya menyisakan sebuah raga namun jiwanya melayang-layang.
"Barra?"
"Hah?" Barra pun tersentak dalam lamunan ketika suara panggilan itu mulai mengusik angannya tentang dia. Ia merasa begitu hampa ketika semua berubah dalam sekejap.
"Kak Barra!" seru Sasi.
Barra pun bingung harus menjawab apa, karena dia sama sekali tidak mendengarkan. Jiwanya begitu kosong. Hanya satu nama dan wajah yang terbayang dalam ingatannya.
"Apa kamu baik-baik saja, Nak?" tanya Lara.
"Aku baik-baik saja, Bun," jawab Barra dengan melukiskan yang dipaksa. "Seharusnya aku tidak ada di sini," pikirnya.
"Barra, kapan kamu akan meresmikan hubunganmu dengan Aksara?" cetus Anya menatap Barra.