Pov Mita.
Berdiri di hadapanmu begitu berat rasanya. Menyaksikanmu dengan menyematkan sebuah cincin di jari manis perempuan lain selain aku. Sungguh hati ini terasa sangat menyiksa.
Menatap dia dengan yang lain rasanya sungguh perih. Dia terlihat bahagia bahkan tatapannya fokus terhadap perempuannya. Seharusnya aku yang di sana, tapi aku malah terlambat mengambil sebuah keputusan. Sekilas dia melihatku, namun aku sadar kalau aku nggak bisa berada di antara mereka, lalu ku putuskan untuk pergi menjauh dari sana.
"Tunggu!"
Aku pun menghentikan langkahku.
"Kenapa kamu pergi, Mita?!"
Sejenak aku pun terdiam, lalu aku berusaha untuk tetap baik-baik saja. "Aku ada urusan penting," ucapku.
"Urusan penting?" ulangnya sambil melangkah mengampiriku. "Sepenting apakah urusan kamu hingga kau meninggalkan acara sahabatmu?" Dia pun menarikku hingga tatapan aku dengannya saling berhadapan.