"Lara maukah kau bersamaku?" tanya Syahid sekali lagi dengan membawa sebuah kotak berisikan cincin bermata Intan.
Kedua mata Lara pun berbinar. Namun ia masih meragu akan keputusannya. Apalagi dia baru mengenal Syahid beberapa bulan ini. Ia masih belum bisa membaca hati dan mempelajari karakteristiknya.
"Ra?"
Sania pun memberikan kode agar Lara menerima lamaran kakaknya. Ia akan bahagia kalau kakaknya bahagia.
"Buruan, kak. Sania penasaran nih!" pekik Sania dengan antusias menyaksikan.
Lara mulai membuka bibirnya namun dikatupkannya kembali. Ia merasa sangat dilema. Tapi ia tidak ingin buru-buru menentukan pilihannya. Ia tidak ingin salah pilih.
"Aku akan memikirkannya dahulu, Mas."
Syahid pun tersenyum, ia tidak kecewa dengan jawaban Lara yang meminta waktu dalam berpikir. "Iya, Ra. Aku akan menunggumu."
Lara pun tersenyum, "Terima kasih, mas. Aku akan segera memberikan jawaban untukmu," jawabnya.
"Baiklah," balas Syahid. Ia akan rela menunggu.