Kita paling tidak bisa memaksa kehendak atau takdir yang telah diatur Oleh-Nya. Ikuti saja alur yang telah dibuat hingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan-Nya.
•••
Jam pulang sekolah pun berlalu. Terlihat Bani yang tengah menunggu Erisya keluar dari kelasnya sambil memainkan Iphone nya. Saat sedang menunggu Erisya tiba-tiba datang seorang gadis berambut pendek berwarna gold duduk disebelah Bani begitu saja, yang kebetulan Bani juga sedang duduk disalah satu Bangku di lorong sekolah.
"Hai Bani..." Sapa Gadis itu.
"Hai Ada apa ya?" Tanya Bani.
"Hm gak , aku cuma mau kenalan sama kamu doang. Bolehkan?" Ucap Gadis itu.
"O mau kenalan, ya boleh aja. Asal jangan minta cium. Hehe." Ucap Bani Singkat.
"Haha kamu ada-ada aja. Nanti kalau minta cium pacar kamu marah lagi. Oh ya. Kamu belum tau nama aku kan? Kenalin nama aku Putri Riska. Kamu panggil aku Putri aja, sayang juga boleh. Hehe." Ucap Putri dengan percaya diri yang terlalu tinggi. Namun membuat Bani juga ikut tertawa.
Ni cewek lucu juga. Boleh juga ni. Eh tapi gue masih pacaran sama Erisya. Gimana dong? Tapi kan Erisya juga gak tau. - Batin Bani berujar.
Bani pun tersadar dari lamunannya, "Hehe, kalau aku Muhammad Bani. Panggil aja Bani." Ucap Bani
"Ya, aku juga tau nama kamu. Siapa sih gak kenal keponakan pemilik sekolah."
"Hehe kamu bisa aja."
"Btw, kamu lagi nungguin siapa? Pacar, sahabat, temen, atau tetangga?" Tanya Putri.
"Hm. Aku nungguin Erisya." Ucap Bani ragu.
"O Erisya. Kamu pacaran ya sama Erisya? Kok rela banget nungguin dia?"
"Hm, gak kok aku sama dia cuma sahabatan doang. Dan mumpung tadi aku janji sama dia mau jalan-jalan ke Mall." Jawab Bani dengan berbohong. Sebenarnya dia ingin berkata jujur. Namun hati nya meminta dia berbohong.
"O bagus deh. Kalau gak pacaran. Eh! Oh ya aku duluan ya. Tadi udah ditelpon mama buat pulang cepet."
"Ha? Apa? O gitu. Oke deh semoga lain kali kita ketemu lagi." Ucap Bani seraya mengernyitkan dahinya mencerna apa yang tadi di ucapkan oleh Putri.
"Iya, aku duluan ya. Bye Bani."
"Bye.."
Tak lama Erisya pun keluar dari kelasnya.
"Maaf ya Bani, nunggunya lama ya? Tadi tu pak Bejo ngasih tugas gak tanggung-tanggung. Dan hasilnya keluarnya telat deh padahal udah bel dari tadi." Kesal Erisya
Melihat kekasihnya kesal, Bani pun mengelus kepala Erisya, "Gak kok. Gak lama. Yaudah lah sayang jangan kesal gitu dong. Sekarang kan kamu udah keluar. Yaudah yuk kita pergi sekarang aja. Nanti keburu sore."
"Oke deh. Yuk."
Mereka pun segera menuju Mall. Setiba di Mall mereka bergegas mencari tempat makanan favorite mereka. Setiba di Restoran mereka pun memesan.
"Kamu mau pesan apa sayang?" Tanya Bani
"Kaya biasa aja deh."
"Oke deh. Mba pesan Spicy Spaghetti Jamur 2, sama minumnya Choco Hot nya 2. Udah itu aja mba." Ucap Bani menyebutkan pesanan nya.
"Oke Mas tunggu sebentar ya."
Saat sedang menunggu pesanan mereka tiba. Tiba-tiba Bani yang kebelet ingin pergi ketoilet.
"Sayang, aku ke toilet bentar ya. Kebelet ni."
"Iya Ban." Ucap Erisya.
Bani pun bergegas menuju toilet. Namun saat keluar dari toilet. Tak sengaja menabrak seorang gadis.
Aduh
"Eh maaf mba. Saya gak sengaja. Mba gak papa kan?" Tanya Bani sambil membantu Gadis itu berdiri.
Saat gadis itu mengangkat kepalanya, Bani sangat terkejut, "Putri?"
"Eh Bani. Hai kita ketemu lagi loh." Ucap Gadis yang dipanggil Putri itu.
"Eh Hai. Maaf ya, aku gak lihat tadi. Buru-buru soalnya."
"Iya gak papa."
Bani yang bingung kenapa Putri bisa diberada disini pun bertanya, "Kamu ngapain disini Put?"
Dengan senyum miring yang sedikit terlihat sinis itu, Putri pun menjawab pertanyaan Bani dengan kebohongan, "Oh aku mau kesalon langganan aku. Kamu ngapain juga disini?"
Sebenarnya gue kesini bukan buat nyalon tapi gue sengaja ngikuti lo Bani. Gue gak rela lo pergi sama Erisya. - Ujar batin Putri.
Seraya mengusap lehernya yang tidak gatal itu, "Tadi kan aku bilang disekolah mau menemanin Erisya makan."
"Oo ya. Lupa aku. Yaudah deh aku pamit duluan ya Ban." ijin Putri.
Dengan kegugupan yang luar biasa, "Iya Put. Aku juga mau balik ke Resto...ran dulu ya"
Bani, jantung lo kenapa sih. Aneh banget. - Gumam Bani dengan pelan bahkan sangat pelan hingga tidak terdengat oleh siapapun kecuali dirinya.
"Dah, sampai ketemu lagi."
Setelah melihat Putri sudah semakin jauh. Bani pun kembali ke restoran tempat dirinya dan Erisya akan makan. Setiba disana ternyata pesanan baru saja tiba.
"Lama banget ke toiletnya Ban?" Tanya Erisya heran.
"Hm itu tadi, toiletnya ngantri banget." Bohong Bani.
"Oh gitu, yaudah kita buruan makan. Aku lapar banget. Lagian takutnya pulang ke sorean kalau kita lama makannya." ucap Erisya sambil sesekali menyuapkan sedikit makanan ke mulutnya.
"Iya. Kita makan aja langsung."
Merekapun menyantap makanan dalam diam dengan pikiran masing-masing. Erisya yang heran mengapa setelah pulang dari toilet Bani terlihat aneh, sedangkan Bani yang terus menerus memikirkan perasaannya terhadap Erisya yang akhir-akhir ini terasa membosankan dan didalam pikirannya kini adalah munculnya seorang gadis lucu yang baru saja ditemuinya siang tadi sepulang sekolah di bangku sekolah yang bernama Putri Riska.
•••
Malam pun tiba. Disebuah kamar yang didominasi kan warna Putih dan hitam itu terdapat seorang pria yang tak henti-hentinya memikirkan kejadian tadi.
Tring..
Suara pesan masuk membuyarkan lamunan pria itu.
0812536542**
Hai Bani:)
Hai. Siapa ya?
Aku Putri:)
Ooo Putri, dapat nomor aku dari siapa?
Dari Randy. Temen sekelas kamu.
Wah Randy, emang bener-bener ya tu anak, nyebarkan nomor orang seenak jidat.
Eh, bukan salah Randy kok Ban. Aku yang sengaja minta nomor kamu sama dia.
Hehe. Gitu ya. Maaf yaa. And ada apa ya Put? Chating aku malam-malam begini.
Hm gak kok. Cuma lagi gabut aja. Hm. Kamu lagi sibuk gak? Kalau lagi sibuk. Maaf ya aku ngeganggu waktu kamu.
Hehe. Enggak kok Put. Kebetulan juga lagi rebahan aja.
Wah kebetulan dong. Hm besok kamu ada acara gak?
Hm
Wah sepertinya Putri mau ngajak gue jalan ni. Kesempatan dong. Tapi besok kan gue udah janji mau nemenin Erisya ke butik tantenya. Aduh gimana ya. Gue pengen banget jalan sama Putri tapi gue juga gak bisa batalin gitu aja janji gue. Tapi Hati gue bilang gue harus ikut Putri. Hm. - Gumam Bani bingung.
Bani?
Hai Bani?
Kok kamu gak bales-bales sih!
Eh maaf Put, tadi aku kebelet ke toilet. Hm besok aku gak sibuk kok. Ada apa?
Aku mau ngajakin kamu ke Bioskop. Mumpung ada Film bagus tu. Mau gak?
Boleh deh. Udah lama juga gak ke bioskop.
Oke deh. Besok jam 8.00 ya. Kita ketemuan disana. Sampai ketemu besok Bani sayang.
Oke deh.
Bani Sayang? Wadauuu jantung gue. - Batin Bani berujar. Seraya memegang dadanya.
Pesan lain pun masuk.
Tring..
Erisya SA.
Halo Bani. Besok jadikan nemenin aku ke butik tante?
Aduh maaf sayang, tiba-tiba aja aku ada acara yang gak bisa ditinggalkan. Maaf ya sayang. Kamu pergi sama Lani aja ya.
Hm kamu kok gitu sih. Yaudah deh aku pergi sama Lani aja.
Oke deh maaf ya sayang.
Maaf Sya. Gue gak ngerti sama perasaan gue. Rasa itu gak seperti yang pertama. Entah kapan cinta gue udah berpindah ke Putri. - Gumam Bani pelan.
•••
Di langit yang sama. Namun berbeda kamar terdapat seorang gadis yang menggerutu terus menerus menahan kesal kepada kekasihnya yang tiba-tiba saja membatalkan janji yang begitu saja.
"Ih Bani. Emang bener-bener ya. Cari gara-gara sama gue. Ih kesel gue."
Dengan bibir yang sedari tadi merungut, "Gue nelpon Lani aja deh. Minta dia buat nemenin gue besok."
Calling Lanisa Q
Lan. Temenin gue besok ya ke butik
tante Rista.
Lah kok gue, pacar lo mana?
Kagak tau gue. Kesel gue sama dia. Tiba-tiba aja ngebatalin janji nya sama gue. Ihhh liat aja ketemu gue abis dia.
Yaelah begitu amat dah nasib lo. Yaudah deh besok gue temenin. Mumpung besok gue juga free.
Okela makasih Lan.
Yoi
•••
Sinar pagi hari yang menarik perhatian. Siapa pun pasti akan bersemangat menjalankan hari-hari di pagi ini. Namun berbeda dengan gadis cantik ini, selalu saja ada hal yang membuat nya kesal di pagi hari.
Dengan wajah yang terus menerus ditekuk, dan sesekali dia melihat sebuah jam yang berada pergelangan ditangannya, "Tai emang si Lani ni. Kalau kaya begini tante Rista bisa marah."
Tak lama terdengar suara klakson mobil.
Tin tin.
"Woi buruan, udah mau siang ini." Teriak Lani dari dalam mobil.
"Kampret lo Lan. Gue dari tadi nungguin lo Kampret."
"Yah sorry, gue kesiangan bangun."
"Yaelah alasan lo banyak amat. Buruan tante Rista udah nungguin dari tadi ni. Kalau lo kebanyakan Bacot disini. Yang ada gue disemprot sama tante Rista."
"Yaudah buruan masuk."
Mereka pun bergegas menuju butik tante Rista yang kebetulan memang berada di sebuah Mall. Setiba disana merekapun menuju Toko Butik itu.
"Tante maaf ya telambat. Tuh si Lani kelamaan."
"Iya gak papa sayang, santai aja sama tante ini." Ucap tante Rista dengan lembut. Ya tante Rista memang salah satu tante gue yang paling baik.
"Hehe iya deh tan. Kita langsung bahas aja ya rencana rancangan tante"
Tiba-tiba saja Lani kebelet ingin ke toilet, dengan gaya yang terlihat seperti menahan sesuatu. Lanisa pun mencolek sedikit bahunya Erisya. Seraya memanggilnya, "Sya. Sttts Sya." panggil Lani dengan sedikit berbisik.
"Apaan dah Lan?"
"Gue mau ke toilet. Toiletnya dimana?"
"Gue kagak tau cari aja di sekitar Mall nya."
"Yaelah iya deh gue ke toilet duluan."
Lanisa pun bergegas menuju toilet. Saat ingin masuk ke toilet. Yang memang kebetulan dekat dengan bioskop. Tak sengaja dia melihat seseorang persis seperti Bani pacar sahabatnya. Setelah dia memperjelas pandangannya ternyata itu memang benar Bani. Dan yang mengejutkan. Bani bersama perempuan lain yang diyakininya bukan merupakan keluarganya. Dia seperti mengenal perempuan itu. Ya dia kenal perempuan itu Putri murid kelas A disekolah mereka.
"Itu Bani. Gila... Gue harus buruan kasih tau Sya ni. Bani beneran gila. Dia udah nyakitin sahabat gue."
Lanisa pun kembali ke butik dengan sedikit berlari.
Setiba di butik. Lanisa mencari. Dengan nafas yang ngos-ngosan, "Sya. Syaaaa... Lo harus dengar ini. Tad..i.. Tadi gue ngeliat Bani sama Putri."
"Apaansih Lan. Kagak jelas lo. Coba lo netralkan dulu nafas lo. Omongan lo ngawur. Nih minum." Ucap Erisya sambil menyerahkan segelas air kepada Lanisa.
"Sya gue serius Sya. Gue tadi beneran ngeliat Bani sama Putri lagi jalan menuju bioskop. Mereka keliatan mesra banget. Gue serius Sya. Lo harus percaya sama gue kali ini aja." Ucap Lani panjang lebar tanpa jeda.
"Haha lo ngawur Lan. Gak mungkin Bani bohongin gue. Dia bilang dia ada acara keluarga. Gak mungkin dia pergi sama Putri. Lagian mereka gak saling kenal." Ucap Erisya
"Gue serius Sya. Gue gak mungkin salah liat. Itu beneran Bani. Gue mohon percaya sama gue. Gue kali ini serius. Gue itu gak mau lo sakit hati. Gue mohon Sya percaya sama gue." Ucap Lani memohon kepada Erisya.
"Udah lah Lan. Gue tetap gak yakin sama ucapan lo. Gue percaya kalo Bani gak mungkin bohongin gue. Yaudah yuk pulang. Urusan gue udah selesai. Makasih loh udah nemenin gue." Ucap Erisya.
Erisyaaaaa. Gue harus yakini lo kaya gimana lagi gue gak mau lo tersakiti cuma gara-gara cowok brengsek kaya Bani. Ck! Kalau gue gak bisa buat lo percaya. Biar aja lo liat sendiri kelakuan busuknya Bani. - Ujar batin Lani. Kemudian dia menatap Erisya sendu.
"Woi Lan. Ngapain bengong? Yuk buruan."
"Eh yaudah yuk buruan."
Sepanjang perjalanan Erisya memikirkan perkataan Lani tentang ke selingkuhan Bani dengan Putri. Erisya pun berniat mengirim pesan ke Bani untuk meyakini bahwa Bani memang benar-benar berada di acara keluarganya.
Bani. Kamu udah makan?
Arbani
Udah kok sayang. Nih aku lagi kumpul sama keluarga aku. Ada apa sayang?
Gak papa. Aku cuma lagi kepikiran kamu aja. Yaudeh kalau begitu. Lanjutin aja ngobrol-ngobrol nya.
Iya sayang.
Setelah mendapat balasan dari Bani yang menenangkan hatinya. Erisya pun tersenyum.
Ucapan dan penglihatan lo salah Lan. Gue yakin Bani gak mungkin bohongin gue. Semoga aja. - Batin Erisya seraya bernafas lega.
•••
"Putri. Mau gak jadi pacar aku?" Ucap Bani.
"Kamu singel kan Ban? Kamu gak ada pacarkan? Aku gak mau pacaran sama orang yang juga punya pacar."
"Tenang aja, aku singel kok. Jadi? Mau gak?"
"Iya aku mau kok."
"Terima kasih Putri Sayang."
Mereka pun berpelukan dan kembali melanjutkan tontonan mereka. Seraya saling menggenggam tangan antara satu sama lain.
•••
Assalamu'alaikum. Udah part 3 ni. Gimana?
...
- Hijrah Bersamamu ialah cerita Spiritual series yang diangkat dari 40% Kisah Nyata dan 60% Khayalan Semata. -
Terimakasih udah support.
Jazakallahu Khair.
Tandai typonya ya.
@elsyaaaaa_
@iam.elsya