Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

False Confession

🇮🇩NameGenku
--
chs / week
--
NOT RATINGS
29.9k
Views
Synopsis
INDONESIA: Sebuah pesan masuk di akun Facebook milik Arisa yang berisi ungkapan cinta dari teman satu klub Teater setelah 3 Minggu kelulusan. kegaduhan terjadi dikamar kosannya, dia gugup karena senang berlebihan sehingga merespon pertanyaan itu dengan pertanyaan lain namun disaat Arisa siap mengutarakan perasaannya yang sama , suatu pesan muncul lagi, '' kau pasti berpikir ini seperti hinaan bagimu'' tulisan berbahasa Inggris itu diartikan demikian oleh Arisa. '' Hah????! bagaimana bisa dia seenaknya menyimpulkan?!'' ENGLISH: after 3 weeks after graduation from senior high school, a message comes up on Arisa's Facebook account containing a confession of love from a theater club friend there was a commotion in her boarding room, she was nervous because she was very happy, what a stupid reaction, she responded to the question with another question, she pretending not to understand so she can make chat keep going, but it was a wrong decision , when Arisa was ready to tell her true feelings, a message popped up again, ''You must think this is like an insult to you'' he said '' Hah????! how can he just jump to conclusions?!''
VIEW MORE

Chapter 1 - Api dan bertiga ( chapter 1)

suasana malam yang dingin di daerah pengunungan harusnya menjadi momentum yang baik untuk beristirahat, tapi tidak untuk Arisa malam ini. Meskipun teman-temannya sebagian yang lain terlalu gembira melihat uap yang keluar dari mulut mereka karena suhu yang terlampau sejuk ataupun yang lain sedang sibuk bersenda gurau di dalam rumah yang kami inap sekelas, Arisa harus sibuk dengan jagung rebus yang masih dalam proses.

" Merebus bukan hal sulit, yang sulit adalah menjaga api ini tetap menyala sampai jagung ini matang'' Ujar Arisa sambil menatap beberapa orang yang terlihat berbincang dari dalam rumah.

kemudian mendengus dan merapatkan dirinya ke api biar terasa lebih hangat.

kegiatan sekelas ini adalah rencana sosialisasi kepada anak-anak desa yang kurang perhatian, meski alasan utama sebenarnya tetaplah jalan-jalan.

" kenapa Bu Ros tak mengatur tugas kegiatan makan rebus jagung ini biar lancar" keluh Arisa sambil meringkuk

Arisa mendongak melihat langit yang tak cerah. Malam yang mendung.

krek bunyi datang dari belakang, membuat Arisa mencari sumber suara, setelah menyadari siapa yang datang spontan Arisa menarik garis senyum di wajahnya. Seorang laki-laki yang satu eskul dengannya.

" oh, kau Zul" Arisa sedikit senang ada yang menengoknya

Zulen kemudian duduk sedikit jauh dari posisi Arisa. Melihat Zulen yang sudah duduk Arisa pun menyahut.

" Mereka yang di dalam sedang apa?" Arisa menanyakan pertanyaan yang dia tau jawabannya

Zulen menoleh ke arah Arisa yang sedang memasukan kayu bakar agar api tetap menyala.

" kau taulah mereka sedang main kartu dan ngobrol'' Zulen mendekatkan beberapa kayu ke arah Arisa.

" ....."

Zulen memberi isyarat kepada Arisa untuk duduk saja , agar dirinya yang menjaga api.

''kau ini coba saja baik begini ke orang lain'' ujar Arisa dalam hati.

Arisa menghela napas , orang yang disampingnya itu sungguh unik dan selalu membuat dirinya penasaran. Pasalnya dia sungguh berbakat dalam menggambar, pandai dalam membaca puisi, juga pintar berbahasa Inggris, tapi aneh orang sekelas banyak tak suka dan meremehkan dan kadang tak takut menghina dirinya. Mungkin karena cara berbicara yang tak jelas dan suka menggerakkan tangan ataupun anggota tubuhnya ketika menjelaskan sesuatu terasa aneh.

Bagiku itu tidak aneh, itu bentuk mengekpresikan diri. Dia bukanlah orang yang kurang ajar, dia tau adab dan tau bagaimana bersikap. Ah kadang membenci tau perlu alasan.

Arisa menoleh ke arah Zulen secara hati-hati. Melihat cowok itu dari kaki sampai kepalanya. melihat wajahnya dan menatap lebih dalam ke rambutnya yang ikal dan semakin indah berkat warnanya yang kecoklatan. lengannya yang langsing, dan kakinya yang kurus.

Tiba-tiba Arisa merasa malu karena perbuatannya, sehingga menepuk-nepuk wajahnya secara pelan.

'' Arisa''

suara panggilan tiba-tiba dari arah belakang membuat Arisa dan Zulen spontan kaget

'' uwah!'' reaksi normal saat kaget

wajah Uchiwa yang dihiasi kernyitan pada alisnya yang indah membuat keduanya merasa malu.

'' kenapa kaget coba? '' cibir Uchi pada mereka berdua

'' Chi! Kau.... ya ampun nggak bisa apa kasih sinyal kalau muncul, bisa mati kaget aku'' gerutu Arisa sambil menenangkan jantungnya yang berisik entah karena kaget atau karena hal yang lain . Uchiwa melirik kearah Zulen namun akhirnya tak menyapanya.

'' ..... gimana jagungnya?'' Uchi duduk ditengah diantara mereka.

" oh, belum matang , mungkin bentar lagi'' Arisa membuka tutup panci ukuran besar itu. Rebusan jagung itu cukup banyak, kira-kira cukuplah untuk anak sekelas yang berjumlah 32 orang.

Arisa menyadari api mulai mengecil

'' Zulen, tambah kayunya'' perintah Arisa

Zulen menurut tapi tak menjawab perintah Arisa itu. Uchiwa juga tak berkata apapun. Apa ini pikir Arisa? Tiba-tiba terasa canggung. Aku harus cari pembahasan.

" A.. Aku jadi ingat ketika kita membuat rekaman suara untuk fantonim dulu'' tiba-tiba bahasan itu keluar sendiri dari mulutku

Wajah Zulen memerah, dan Uchiwa pun mulai tertawa.

"Ah, bapak penjaga sekolah sangat menyeramkan saat itu'' Zulen menutup atas kepalanya seakan-akan hal itu bisa melindunginya dari trauma memalukan itu.

Uchiwa masih tertawa, lalu berkata-kata

" kalau dipikir-pikir wajar saja bapak itu marah, kau banting pintu aula berulang kali saat dia mau tidur"

'' aku melakukan itu demi pentas kita tau''

Elak Zulen dengan memasang wajah orang yang sedang berdalih.

tiba-tiba Zulen berdiri dan mulai menirukan kemarahan bapak penjaga saat itu. Uchiwa dan Arisa langsung mengerti dan memberi kode agar Zulen memulai aktingnya.

'' Duar!" ujar mereka berdua kompak

....

Dentuman keras membuat orang berlarian mencari sumber suara.

" Panggil ambulan! gadis ini tak sadarkan diri''

"Apa yang terjadi?'' sahut seseorang penasaran

" Ada korban tabrak lari kayaknya'' seseorang menjawab tanpa mengetahui siapa yang bertanya

Beberapa orang panik dan beberapa orang tak peduli hanya lewat begitu saja. Tak lama kemudian ambulan datang sehingga dengan sigap para perawat melakukan tindakan pertolongan pertama pada gadis itu.

beberapa orang membereskan benda-benda yang berhamburan dari tas gadis itu lalu kembali memasukannya dalam tas dan memberikan tas tersebut pada pihak ambulan.

" siapa nama korban?" tanya salah satu dari mereka yang ada dalam ambulan''

" Arisa Azhari, 19 tahun asal kota HiangKep"

jawab seseorang yang memegang tas milik gadis itu.

....

setelah Zullen selesai mempraktikkan tiruan penjaga sekolah yang marah dengan sempurna mereka bertiga tak bisa menahan tawa lagi.

Arisa merasa hangat pada hatinya melihat kedua orang itu tertawa riang.

'' laki-laki itu menyukai gadis itu, dan gadis ini menyimpan rasa kagum pada laki-laki itu''

ujar api dengan diamnya