Terlihat seorang anak kecil yang sedang berlari-larian mengejar sang abang di halaman rumah mereka, anak itu tampak tidak ingin kalah dari permainan yang sudah disepakatii dan anak kecil itu terus berlari dan tanpa sengaja kakinya tersandung sehingga jatuh.
"Aduh"
Sang abang yang tadi melihat adeknya mengejar dirinya kini tidak terlihat lagi ia pun langsung mencari sehingga terdengar suara orang yang sedang kesakitan sang abang pun langsung menghampiri.
Ternyata adek kecilnya sedang menahan tangis sambil duduk memegang kakinya ia pun langsung menghampiri dan ikut duduk di sebelah adek kecilnya.
"Adek kenapa bisa begini, kenapa tidak panggil abang?"
"Tadi adek jatuh, abang jangan khawatir ini cuman sakit sebentar"
Anak kecil itu terus menerus memberitahu sang abang agar tidak terlalu khawatir dengan kondisinya sang abang pun langsung mengendong dan membawa adek kecilnya ke sofa.
"Biarpun luka kamu kecil dek, bagi abang itu sudah menjadi luka besar karena kamu itu seperti mutiara indah yang gampang hilang ketika ditelan ombak jahat, dan sebelum itu terjadi abang lah yang akan menjadi dinding pelindung sebelum ombak jahat itu datang"
"Abang apa itu ombak jahat?"
Sang abang yang tadi memijat kaki adek kecilnya kini terkekeh dengan wajah polos yang cukup gemes bagi dirinya wajar adeknya akan bertanya seperti itu
"Ombak jahat itu ada cobaan, dimana setiap cobaan pasti kita manusia siap menghadapi"
"Apakah cobaan itu akan sulit?"
"Cobaan itu pasti ada sulitnya ,tapi kita harus siap apa saja yang diberikan-Nya kepada kita, Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan kita,
apa yang bisa kita hadapi jangan sesekali kita menyalahkannya keadaan ketika kita ingin menyerah dan alasan kita diberikan cobaan karena Tuhan masih peduli sama kita"
Anak kecil itu hanya mengangguk dan berpikir ia harus siap dengan namanya cobaan.