Gelisah
Semenjak kepulangan yusuf dari rumahnya Aisyah di landa kegalauan dia tidak menyangka akan seperti ini, awalnya hanya sering kebetulan bertemu lalu selalu dengan sengaja sok akrab dengan yusuf di depan Dinda dengan maksud memanas-manasi dinda, tapi apa yang di bayangkan ternyata malah melebihi ekspektasinya.
Aisyah memang sedang berhijrah tapi niat awalnya berhijrah tidaklah benar, dia hanya ingin menyaingi dinda dalam segala aspek, dia hanya ingin terlihat lebih baik dari dinda dan ingin juga mendapat apa yang di inginkan Dinda, tapi bukan ini yang dia maksud, maksudnya bukan yusuf yang ingin dia dapatkan tapi pencapaian nya, atau kesuksesannya. Kalau seperti ini Aisyah jadi merasa bersalah pada Dinda secara dilihat dari jauh pun Aisyah tau Dinda begitu menyukai Yusuf.
..
"Gue harus gimana" Aisyah mendesah frustasi tidak tau apa yang harus dilakukannya.
Aisyah menceritakan semuanya pada puput tentang segala kegundahannya secara mental Aisyah masih terlalu shok tapi di sisi lain tinggal satu hari lagi dia harus memberi keputusan pada yusuf.
"Aii kalau saran aku sih mending di terima, kamu sendiri tau kan pak yusuf ga buruk kok, dia soleh dan juga ganteng juga"
"Yaampun put bukan itu masalahnya" Aisyah hanya belum siap dia sudah berjanji ingin membuat orangtuanya bangga, ingin membuat orangtuanya bahagia tapi kenapa malah ada yang lamar.
"Ai mending kamu bicara dulu deh sama orangtua, aku yakin ko mungkin saran mereka bakal lebih masuk ke kamu, kalo kamu cerita ke aku, aku juga malah jadi bingung" ucap puput yang memang ada benarnya, Aisyah sebenarnya sudah ingin bicara hanya saja dia masih merasa malu membicarakan hal yang begitu serius seperti ini.
..
Di dalam kelaspun Aisyah masih saja melamun, di merasa ada beban yang menghimpit pundaknya rasanya sangat berat sekali mengambil keputusan. Menerima belum siap menolakpun tidak siap.
Entahlah dia begitu bingung.
Selesai kelas Aisyah dan puput memutuskan untuk kekantin, sekarang mereka hanya berdua karna Ririn memutuskan untuk kuliah kariawan jadi mereka sudah jarang sekali bersama.
"Ai pesen apa nih" Puput celingukan ketika memasuki area kantin memilih apa yang akan di makannya hari ini.
"Kayanya gue batagor kuah deh" Tunjuk Aisyah yang kebetulan antriannya tidak terlalu penuh.
"Samaan deh" Puput mengikuti Aisyah yang sudah terlebih dahulu ketempat yang jualan.
"Gue jug deh"
Setelah memesan dan menunggu sedikit lama akhirnya Batagor kuahnya sudah jadi.
"Neng mau duduk di sebelah mana biar mamang anterin" Ucap mamang penjual batagor, di sini memang seperti itu di tempat penjual tidak ada kursi untuk pembeli karna memang udah di sediakan oleh kampus. Posisi kantinnya memang seperti aula setiap pedagang menempati pinggir-pinggir aula lalu di tengah-tengah di simpan kursi untuk makan para mahasiswa.
Aisyah dan puput berjalan mencari meja yangkosong sambil membawa nagkok dan minuman di tangan mereka masing-masing.
Saat melihat meja yang kosong Aisyah dan puput buru-buru berjalan cepat karna takut ada yang menempati tapi entah Aisyah yang kurang memperhatikan jalan atau dinda yang sengaja menyimpan kakinya di pinggir kursi sehingga Aisyah tersandung dan mangkung yang membawa martabak kuah panas igu gumpah di kakinya.
Aisyah menatap Dinda tajam sedang dinda berpura-pura kasihan padanya
"Maaf ya Aisyah" Ucap dinda dengan senyum smirk nya.
Sekilas dari arah depan Aisyah melihat Yusuf dan temannya berjalan menghampirinya, dalam hati aisyah tertawa dengan niatan membalas Dinda Aisyah pura-pura kesakitan dan menangis.
"Aisyah kenapa?" Ucap yusuf menghampiri Aisyah yang masih terduduk dengan rok yang basah.
"Ah saya.."
"Dia jatuh gara-gara di dorong dinda" Ucap puput mendahului Aisyah
Dinda yang mendengar itu mendelik tak terima dengan apa yang di katakan puput.
Sedang Yusuf menatap penuh amarah pada Dinda tatapan yang sebelumnya belum pernah dinda lihat.
"Saya tidak suka kamu menyakiti Aisyah" Ucap yusuf tegas pada dinda.
Bukan hanya dinda yang kaget mendengar penuturan Yusuf, Aisyah dan puput pun sama lagetnya.
Sedang yoga hanya prihatin dengan temannya itu, obsesinya sudah terlalu dalam pikirnya.
***
"Aisyah mau saya bantu obati" Tanya yusuf tau akan ada luka yang di timbulkan oleh kuah panas yang membuat Yusuf khawatir.
Tadi setelah dari kantin Aisyah memang di bawa keruang UKS oleh Yusuf dan Puput sedangkan Yoga entah kemana.
"Tidak usah pak saya bisa sendiri"
"Iya pak biar saya aja, bapak tunggu aja diluar" Ucap puput lebih dulu menimpali.
"Aisyah saya akan menunggu" Ucap yusuf lalu keluar dari ruangan.
Aisyah merasa ucapan yusuf itu ambigu sebenarnya menunggu jawaban darinya atau menunggu dia keluar dari UKS?.
Puput menyeringai ketika pintu sedah di tutup dari luar oleh yusuf.
"Ai aku puas banget liat ekspresi si dinda cengo, tapi kayanya itu masih kurang deh masa udah buat kamu ketumpahan kuah panas dia cuma dapan balasan gitu aja"
Seketika Aisyah menyeringai mendapat ide yang menurutnya sangat pas untuk membuat Dinda tambah kesal dan tambah panas
Aisyah mengambil hpnya dalam tas lalu membuka Aplikadi WhatsAp dan mengirim pesan pada seseorang
Pak saya bersedia.
***
Tbc
Tolong tinggalkan jejak ya reader yang baik hati 🤗🤗