Ujian kelulusan sudah selesai. Sabine sangat senang karena dia melewati ujiannya dengan sangat baik. Dia yakin nilainya pasti sesuai yang dia harapkan. Bayang-bayang kuliah di negeri kangguru mulai menari-nari di benaknya. Sabine memang ingin kuliah di sana, sekaligus menemui Mama dan dua kakaknya.
Sore ini dia sedang asyik bercengkrama bersama Katie dan Bella. Hampir dua bulan Sabine tidak bertemu dua sahabatnya itu, karena semua sibuk dengan ujian akhir sekolah.
Dan kali ini mereka memilih café mewah di mall Pondok Indah.
Seperti biasa mereka memilih area merokok. Biar lebih santai.
"Lo tambah kinclong, Sab..., gue peratiin bersihan dikit," Bella mulai berceloteh.
Sabine tersenyum simpul mendengar pujian Bella. Sejak dekat dengan Akhyar, Sabine memang lebih rajin merawat wajahnya, juga tubuhnya agar tetap segar, sehat dan fit, terutama jika dia sedang bersama Akhyar. Karena pasti Akhyar akan meminta dirinya melayaninya. Dia harus tampil prima.
"Emang sebelumnya gue buluk, Bel?,"
"Ya nggak sih. Lo kan cantik. Tapi sekarang lebih cantik,"
"Iya, Sab. Gue kok baru nyadar ya? Tambah bugar badan lo juga," timpal Katie.
Sabine menghisap rokoknya dalam-dalam.
"Ya..., bawa hepi aja hidup, Bel. Lo lo juga kan?,"
Bella melirik zippo windproof lighter milik Sabine. Dia sedikit berdehem.
"Lo dapat darimana? Gue jarang liat yang model beginian," decak Bella sambil mengamati zippo yang bergambar wanita seksi berbalut two piece dengan buah dada yang lumayan terekspos. Sabine tetap santai. "Gue beli di blok M kok," dusta Sabine. Padahal zippo itu adalah oleh-oleh dari Akhyar yang baru pulang dinas dari Manhattan Minggu lalu.
"Buat gue kalo gitu...,"
"Enak aja lo," Sabine langsung meraih cepat zippo.
Bella dan Katie tertawa melihat wajah sewot Sabine.
"Tumben banget lo pelit, Sab. Biasanya lo main kasih aja...,"
"Tinggal satu-satu soalnya,"
Bibir Bella tampak maju. Dia masih tidak percaya. Tapi akhirnya dia tidak ingin menyinggungnya lagi karena wajah Sabine sudah mulai bete.
"Eh, ada gosip baru nih...," sela Katie yang matanya tidak lepas dari layar ponselnya.
"Gosip apaan? Seputar geng Daddy Akhyar? Lo rajin amat mantau geng mereka. Mentang lo mau ganti gadun,"
Sabine langsung menata hatinya. Dia terlihat tidak nyaman jika dua sahabatnya itu mulai menyinggung sugar babies Akhyar atau kehidupan Akhyar.
Mulut Sabine sedikit gemetar saat menghisap rokoknya. Tapi dia tetap santai.
"Emang lo mau ganti? Om Beni sudah mau lepasin lo?," tanya Sabine yang berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
"Iya, Sab. Sudah parah banget bininya Om Ben. Pake ancam-ancam mau labrak Katie ke apartemen coba. Kasian juga Om Ben...," tanggap Bella.
"Bisa ketahuan gimana ceritanya?," tanya Sabine.
"Hah..., Om Beni teledor letak hapenya. Pulang dari kencan ma gue, dia kecapean kali, tuh hape dicek ama bininya..., bininya langsung SMS gue. Lo tau nggak dia kata apa? Heh, kunti kecil! Lo yang bikin sperma laki gue cair ya? lo yang hisap ya? ampe laki gue ngap-ngap tiap hari! Mana posisi lo! Gue cocol me.....k lopake cobek gue, Njing!,"
Sabine dan Bella tidak kuasa menahan tawa. Katie bercerita dengan nada kesal sambil menjentik-jentik rokoknya dengan gaya santainya.
"Sial!," umpat Katie sambil menghisap rokoknya dengan mata terpejam. Dia tampak gusar.
"Jadi ceritanya si Katie nih lagi incer posisi kosong di geng Akhyar," sela Bella. Duh, Bella mulai menyinggung Akhyar lagi. Mata Sabine mengerling mendengarnya.
"Tapi mesti tunggu kuliah nih. Lo tau sendiri syaratnya kan sulit kalo mo jadi anggota sugar babies nya tuh bos," decak Katie.
"Emang lo bakal sanggup? Kejam-kejam lo geng Akhyar. Lo bakal ditatar dulu, haha, gue mah ogah..., no sex..., mana sanggup gue nahan,"
"No sex?," Sabine bertanya.
"Tumben lo tertarik bahas ginian, Sab...," sela Bella. Dia tidak menyangka reaksi Sabine.
Sabine mencibir. "Masalah? Gue juga kepo sih...," aku Sabine dengan senyum sinisnya.
"Hah..., nggak biasanya...," Bella masih menyerang Sabine.
"Iya..., tuh die. Nih, gue jelasin. Jadi sugar babies Akhyar tugasnya tuh cuma nemenin Akhyar..., ngobrol-ngobrol, sayang-sayang, manja-manja... Duit lancar. Pake seleksi. Kalangan tertentu. Yang pinter-pinter, yang kuliahan. Dan nilainya musti di atas rata-rata. Turun sedikit, end. Lo liat kan tempo hari gadis-gadisnya Akhyar body goals banget. Gayanya musti perfect, kalo nggak...end. Gendut dikit bakal diprotes. Pokoknya ketat banget. Nggak tau juga tuh si bos. Rada aneh, buat apa coba koleksi gadis-gadis muda tapi nggak dipake,"
Sabine sedikit bergidik mendengar penjelasan Bella. Pantas saja saat dia mendengar pembicaraan Akhyar dengan gadis-gadisnya beberapa bulan lalu, tidak ada sedikitpun menyinggung sex. Lalu kenapa sikap Akhyar berbeda ketika bersama dirinya? Apa Akhyar hanya memanfaatkannya saja?
"Emang sih, Bel. Lo bener banget. Menurut info dari mantan gengnya tuh sugdad, kalo udah nggak bisa nahan hasrat, bakal dimutasi...,"
"Hahaha..., kayak kerja di departemen apa aja...,"
"Yaaa..., namanya juga geng sugbab ekslusif. Nah, ini gosip yang baru beredar. Jadi, salah satu sugar babynya Akhyar nih curhat. Namanya Kim. Katanya mau didepak dari persatuan sugbabnya Akhyar, karena melanggar kode etik. Ternyata, Guys, kan kalo jadi sugar baby Akhyar, kita nggak boleh ngomong sex. Apalagi berniat berhubungan badan. Nah, Kim diam-diam mengagumi Akhyar, dia coba goda-goda gitu. Eh, ketahuan sama yang lain. Kim disidang. Akhirnya mereka sepakat mendepak dia. Dia udah minta ampun, tetap nggak dibolehin. Akhyar katanya juga nggak bisa berbuat apa-apa, harus sesuai kontrak awal," tutur Katie.
"Gile ya? hebat banget Daddy Akhyar bisa nahan diri dari tubuh-tubuh molek," puji Bella.
"Lo sanggup? Lo kan udah jebol emang masih bisa?," lanjut Bella bertanya.
"Nggak ada syarat masih virgin atau nggak virgin, Bel. Pokoknya selama jadi bayi gulanya dia, ya harus bersih dari otak-otak seputar selangkangan. Kalo pun ada, ya sebatas manja-manja dan nggak ada niat ke sana...,"
"Wah..., lo niat banget nih. Segala info lo sedot. Trus apa rencana lo?,"
"Yah..., kuliah. Sebenarnya berat juga sih lepas dari Om Ben. Udah seneng gue ama dia. Tapi kan gue musti berpikir ke depannya gimana,"
"Kenapa musti Akhyar sih? Lo mempersulit diri namanya,"
"Nyoba aja..., kalo nggak lolos ya udah. Cari yang lain. Lo info gue ya?,"
Bella tergelak.
"Hah!! Ujung-ujung gue juga...,"
"Lo soalnya yang paling nyaman. Om Ikhsan kan duda,"
"Ya..., gue usahain...,"
Katie dan Bella melirik Sabine yang sedari tadi asyik menyimak pembicaraan mereka.
"What?," decak Sabine dengan wajah innocent.
"Lo gimana? Lepas SMA kalo lo kuliah ada duit nggak lo?," cecar Bella cuek.
"Cari beasiswalah. Khusus orang kismin kayak gue," tanggap Sabine.
"Kismin..., zippo 500 rebu lo sanggup. Buat gue ya?,"
Sabine cepat-cepat mencegah tangan Bella yang mulai nakal meraih zipponya.
***