Hari itu, dimana senja sedang biasa saja. Tapi kita berada disebuah tempat tak biasa. Sore tanggal 04 Maret 2020 pukul 17.20 WIB Aku masih ingat betul kejadiannya
Aku tiba di stasiun Tawang pukul 17.00. Masih banyak waktu untukku menunggu kereta berangkat. Aku sedang duduk disebuah kursi tunggu stasiun, memainkan gawaiku seperti tidak ingin memperdulikan sekitar.
Seperti biasa, aku berselancar di aplikasi yang banyak orang gunakan. Membaca status-status orang terkenal bahkan orang yang tak ku kenal. Membenamkan pikiranku ke sebuah tulisan yang cukup membuat heran "Bagaimana bisa manusia berbuat seperti itu?".
Tiba-tiba aku merasakan kursi disebalahku berdenyit tanda diisi oleh seseorang. Aku masih tidak ingin perduli. Sungguh aku memang tak pernah perduli dengan apa yang terjadi disekitarku.
Sampai tiba-tiba, seorang pemuda bertanya sesuatu padaku "Mba, ini bener kereta premium Tawang kan?" dia bertanya. Aku masih tidak merasa kalau pemuda itu bertanya padaku. "Mba, ini kereta premiun Tawang kan?", dia bertanya sekali lagi sambil menepuk pundakku.
Secara spontan aku berdiri karena kaget. "Ya, kenapa mas? Gimana? Maaf aku kaget" kataku.
Dia mengulangi pertanyaanya untuk ke tiga kali. "Ini bener kereta Premium Tawang kan mba? Maaf ya ngagetin mba, duduk lagi sini"
"Ahh iyaa, bener kok. Ini aku juga lagi nunggu keretanya mas"
"Ooh yaudah, silahkan dilanjutin kesibukannya mba"
"Saya gak sibuk kok mas, cuma kaget aja tadi ditepuk pudakku"
"Iyaa, maaf ya. Oiya kenalin aku Syarif, aku turun di Senen hehe" katanya sambil mengulurkan tangannya padaku.
"Ahh iya, saya Syana, saya juga turun Senen mas" jawabku seadanya.
"Orang Jakarta atau emang lagi ada kerjaan di Jakarta mba Syana?"
"Saya sih orang Semarang mas, merantau dan kerja di Jakarta. Kemaren cuti seminggu buat pulang kampung" jawabku tak sengaja malah cerita panjang gini.
"Ooh gitu, aku juga bukan orang Jakarta sih mba. Mau main aja ke Jakarta"
"Emang masnya asal mana? Sampai jauh-jauh main ke Jakarta?" Tanyaku penasaran
"Aku orang Surabaya, kebetulan lagi pengen jalan-jalan aja. Kemaren abis dari Jogja dan muterin Semarang, mau sekalian ke Jakarta nih"
"Ah itu keretanya mas, yukk" jawabku sambil merapihkan barang bawaanku untuk ku bawa masuk ke dalam kereta.
Tidak terasa, obrolan singkat kita yang disebut dengan perkenalan itu berjalan 30 menit. Dan aku cuma tahu namanya dan tujuan dia selanjutnya.
Next.....
Iyariii