Pukul 09.30 KST
Highschool Seoul
Hari pengumuman kelulusan para siswa yang berlangsung secara meriah dan banyak menampilkan pentas seni di panggung yang dibuat megah untuk ditampilkan didepan guru atau para wali murid yang datang untuk menghadiri acara kelulusan anak mereka. Disisi lain ada seorang gadis yang duduk manis dengan tatapan iri kepada setiap murid yang datang karena didampingi oleh para wali mereka mungkin bisa dibilang ada yang bersama orang tua. Tidak untuk gadis itu yang terus menyendiri, bahkan dia tak peduli jika ditatap balik oleh mereka yang dia tatap dari awal. Mendapat prestasi dari sekolah tak akan membuat orang yang dia tunggu akan datang dan memberikan 'selamat', dia selalu merapalkan doa supaya yang ditunggu datang dan ternyata sampai acara selesai pun tak ada yang datang untuk memberikan selamat secara langsung padanya.
Pagi berubah menjadi siang, siang berubah menjadi sore dan gadis itu memilih untuk pulang karena acara sudah selesai. Berjalan menuju gerbang dengan tatapan yang selalu menunduk sampai dia tak sengaja menabrak seseorang.
"Ahh.. Maafkan aku, maaf tidak sengaja- " Ucapnya dengan tatapan masih menunduk, belum selesai bicara dan dengan lancang orang itu menarik rambut gadis itu sehingga dia meringis kesakitan. "Dari kemarin kita sudah tidak bersenang-senang lagi karena persiapan kelulusan hari ini, karena kelulusan sudah selesai lebih baik kau ikut saja dengan ku dan teman-teman ku?.. Aku tidak menerima penolakan!"
"Akhh.. Tolong lepaskan sakit ahh.. Dan maaf aku tidak bisa" Ucap nya dengan nada memelas. "Aku bilang aku tidak menerima penolakan bodoh!! Apa kau tak mendengar eoh!" "Lebih baik kau ikut sekar-" Belum selesai berbicara tiba-tiba ada sebuah tangan yang menghempas kasar untuk menyingkirkan tangan tadi menarik rambut gadis itu.
"Hentikan nona, perbuatan tak pantas seharusnya tak kau lakukan dan lebih baik nona keluar dari sekolah ini karena saya ingin menutup pintu gerbang" Ucap sang penjaga sekolah dan orang itu pun karena kesal ia langsung beranjak dari sekolah dengan diakhiri tatapan sinis. "Apa kau tak apa nak?.. Lain kali kau panggil saja paman jika ada yang menindasmu lagi disini. Min Yoona, paman sudah menganggap kau seperti anak paman sendiri, oh yaa atas kelulusan mu selamat yaa dan maaf paman tidak bisa memberi mu apa-apa dihari kelulusan mu nak" Ucap Paman Han penjaga sekolah dengan kalimat yang bertubi-tubi.
Membuat Gadis bermarga Min itu tertegun karena kalimat 'kau seperti anak paman sendiri' yang dilontarkan oleh paman Han, sadar karena gadis bermarga Min itu tidak menjawab dan makin menundukkan wajah nya karena memerah dan mata yang terasa panas menahan bulir air mata sampai paman Han membuka suara "Sudahlah lebih baik kau pulang dan istirahat karena ini sudah sore nak" Seperti tersengat listrik paman Han juga menahan sesak nya karena melihat gadis yang dia anggap seperti anak nya sendiri selalu menerima perlakuan yang tidak baik dari teman sekolah nya.
"Paman terimakasih telah membantu hiks.. Aku tak tau harus apa kalau paman tak pernah ada hiks.. " Air mata yang keluar begitu saja membuat paman Han makin sesak dan langsung mendekap Min Yoona dalam pelukan nya untuk menyalurkan kekuatan dan kehangatan yang tak pernah dia dapat sebelum nya dari ayah kandung nya sendiri. Paman melepaskan pelukan nya, Yoona menghapus air mata nya dan mengucapkan terimakasih kepada paman Han. Yoona memilih pamit dan dibalas anggukan oleh paman Han, menlanjutkan langkah kakinya untuk pulang.
"Aku pulang" Sesampainya dirumah dia tak bertemu dengan siapapun dan hanya kesepian yang menyambut. "Eohh, kenapa sepi sekali. Apa mereka sedang tidak ada dirumah yaa?" Gumam Yoona. Dia pun hanya melanjutkan jalan menuju kamar nya untuk membersihkan diri.
Selesai aku membersihkan diri, aku pun keluar dari kamar untuk membersihkan rumah yang terbilang lumayan besar ini. Dan yaa.. Aku membersihkannya sendiri karena appa tak menyewa seorang pembantu untuk membersihkan rumah ini dan apa lagi eomma sama eonni mereka tidak mau untuk membersihkan rumah atau pun hanya membantu ku juga tidak.
Setelah 3 jam kegiatan membersihkan rumah selesai aku langsung menyiapkan bahan-bahan untuk memasak karena aku tau ketika mereka pulang pasti mereka akan makan malam.
"Ahh akhirnya semuanya selesai, aku hanya tinggal menunggu mereka saja dan makan malam bersama"
Yoona sedang beristirahat setelah kegiatan nya yang melelahkan, ketika baru saja duduk ada seseorang yang masuk kedalam rumah dan ternyata itu adalah eonni nya dan eomma yang baru saja pulang. Kemudian dia beranjak dari istirahat dan menyambut kedatangan mereka.
"Eomma, eonni.. Apakah kalian tau aku lulus dengan nilai terbaik di angkatan ku, aku juga sudah membersihkan rumah dan membuat makan malam untuk kita" Ucap nya antusias, berbanding balik dengan mereka yang kini menatap Yoona benci.
Plakk
Tamparan keras membuat nya bungkam karena tak bisa berkata apa pun, tanpa rasa iba eomma berjalan mendahului Yoona bersama eonni nya tanpa mengeluarkan satu kata apa pun untuk nya. Sakit?.. Ya itu yang Yoona rasakan, bukan mendapat pujian dari keluarga nya melainkan mendapat tamparan yang begitu keras sehingga sang empu mengeluarkan bulir air mata.
Yoona berjalan menuju meja makan, karena dirinya ingin makan bersama mereka (eomma dan eonni). Belum saja Yoona duduk sudah mendapat cibiran yang begitu pedas dari eonni nya.
"Jika kau duduk maka akan kubuang makanan ini, aku tidak sudi makan bersama dengan orang sepertimu. Menjijikkan!" Tegas nya dengan nada meninggi membuat Yoona semakin takut dengan eonni nya. "Sudah lah, makan lah nak tidak usah pedulikan dia. Dan kau, masuk kamar mu tak boleh keluar sampai aku menyuruh mu keluar!" Ucap eomma dengan nada dingin.
Eonni memutar bola mata nya dengan malas.
"Apa kau tuli Min Yoona, eomma bilang masuk. Kalau kau memang pintar seharusnya bersikap layaknya seperti orang pintar bukan seperti orang BODOH!" Kalimat akhir dengan sedikit penekan dikata 'bodoh'. Akhirnya Yoona mengalah dan memilih untuk masuk kamar dengan jalan sambil memegang perutnya karena lapar.