"Lo gak papa" ucap roy kepada wanita yang terjatuh tadi yaitu namira. Namun namira hanya diam membeku seperti es karena terpesona akan wajah tampan roy seperti pangeran dari cerita-cerita disney.
Lalu roy menggunakan tangannya untuk manyadarkan namira dari diam, kemudian namira tersadar.
"Eh gak papa kok hanya luka dikit" ujar namira malu karena terpergok oleh laki-laki itu karena menatapnya kagum
"Emang gak papa kaki kakak berdarah loh ,emang kakak bisa jalan" rafli sambil menatap luka Namira
"Mendingan sekarang lo ikut kita aja. Gue yang nganterin ke rumah kalau lo gak mau ke rumah sakit" ucap Roy dan di setujui oleh Rafli adiknya itu.
Namun namira bingung mau ikut apa enggak dengan orangĀ yang tidak dikenalnya dan saat itu namira yang mau nelpon ibu baterai handphone namira mati, akhirnya namira putuskan untuk ikut roy. Saat itu pun roy menghentikan taxi karena motornya gak cukup untuk bertiga
"Dek, kamu gak papa kan kakak tinggal" Rafli hanya menggangguk menyetujuinya
"Gak papa kak, adek kan udah besar" ujar Rafli sambil mencium tangan kakaknya lalu berlari menuju taxi yang sudah menunggunya
Setelah itu rafli langsung masuk kedalam taxi tak lupa roy mengingatkan kepada supirnya untuk mengantarnya dengan selamat. Disisi lain namira hanya tersenyum melihat mereka berdua karena sangat pengertian terhadap adiknya sambil duduk di bangku pinggir jalan dengan angin sepoy-sepoy
"Ehm pria idaman banget..selain ganteng, keren, imut, dia juga perhatian" batin namira sambil tersenyum ke arah jalan
"Kenapa senyum-senyum sendiri" ucap roy
Dengan sangat terkejut namira langsung menoleh ke arah yang bersuara tadi dan ternyata roy sudah disebelahnya dari tadi.
"Ihh bikin kaget aja" kedua tangan nya telungkup kearah dadanya karena singgung Namira sangat terkejut
"Kaget kenapa ?? Kaget karena aku ganteng yah" canda roy kepada Namira yang membuat wanita itu merasa malu karena tertangkap basah lagi
"Emangnya lo ganteng ?? Biasa aja" ucap namira menetralkan detak jantungnya karena hari ini detak jantungnya tidak bisa di kompromi
"Sungguh" jawab roy. Kemudian roy memberi gaya khasnya yaitu meletakan kepalan tangannya ke arah dagu langsung sambil memasang mata pupply nya dan bibir maju ke depan dikit. Itu membuat jantung namira berdegup sangat kencang seperti sedang lari marathon
"Ya Tuhan, imut bener ini orang, siapa yang gak mau sama dia" batin namira sambil benggong dengan orang yang di sebelahnya itu
"Kenapa lo terpesonakan" Roy sangat yakin wanita di sampingnya sudah jatuh atas pesonanya sekarang ini
"pede banget kamu ehh maksudnya lo" jawab namira tergagap karena Roy selalu menatap dalam matanya
"udah bilang aku-kamu" goda Roy yang membuat Namira salah tingkah
"gue salah ngomong tadi" gugup Namira namun Roy hanya tersenyum kearahnya yang membuat jantungnya ingin meledak
"Ngomong-ngomong lo namanya siapa ?" Roy mengulurkan tangannya kearah Namira
"Nama gue namira" Namira pun menjabat tangan Roy dengan sopan
"Gue roy yang tadi itu adik gue namanya rafli" ucap roy tersenyum manis
Kemudian mereka berdua menaiki sepeda motor. Lalu roy menancap gasnya dengan kecepatan standar, diperjalanan pun hanya ada keheningan dan rasa canngung. Kemudian roy pun memutuskan memecahkan kecanggungan itu melalui ngobrol namun namira tidak terdengar apa pun karena sangat ramai kendaraan bermotor jadi suara roy tidak terdengar jelas.
"Lo sekolah dimana ??" Tanya roy sambil melihat Namira dikaca spion
"HAH!! Gue gak denger ucapan lo" Namira tidak mendengar yang Roy ucapkan
"Lo sekolah dimana ??" Tanya roy lagi
"Oh gue sekolah di SMA GARUDA" jawab namira keras
Roy hanya ber oh-ria. Seketika roy menancapkan gasnya diatas rata-rata. Dengan tidak sengaja namira memeluk erat punggung roy. Namun roy hanya tersenyum lalu menambah lagi kecepatannya yang membuat namira lebih mengeratkan lagi pelukannya.
Dari kejauhan rumah namira sudah terlihat dan setelah sampai mereka menepi ke pinggir gerbang rumah namira. lalu namira turun dan roy pun turun dari motornya
"Makasih udah anterin gue" Namira pun membuka helmnya dan memberikan kepada Roy
"Iya sama-sama, tapi kaki lo udah gak sakit kan" Tanya Roy sambil mengambil helm yang di berikan namira
"Udah mendingan" jawab namira
setelah itu keheningan pun terjadi diantara dua remaja saat ini. akhirnya Roy meyerukan suaranya dan ingin pulang Namira yang merasa canggung pun akhirnya bernafas normal.
"Sudah malem ternyata balik dulu sampai ketemu lagi" Roy menaiki motornya
Roy pun menancapkan gasnya. Kemudian diperjalanan dia tidak ingat bahwa dia lupa meminta nomer handphone nya.