Chereads / LEGENDA RAWA PENING (JAWA TENGAH) / Chapter 1 - LEGENDA RAWA PENING

LEGENDA RAWA PENING (JAWA TENGAH)

Widian_Mahendra
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 6.6k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - LEGENDA RAWA PENING

LEGENDA RAWA PENING

Pada jaman dulu, hiduplah seseorang anak yang sakti. Kesaktiannya ini membuat seorang penyihir jahat iri. Penyihir jahat menyihir anak itu, hingga badannya penuh luka dengan bau yang begitu menyengat. Luka-luka baru nampak, Begitu luka lama mulai kering. Hingga tak ada seseorang juga yang ingin mendekat dengannya. Jangankan bertegur sapa, berdekatan saja orang tidak ingin. Mereka takut tertular.

Satu hari, anak ini punya mimpi ada seseorang perempuan tua yang bisa mengobati penyakitnya. Ia juga berkelana mencari perempuan tua dalam mimpinya itu. Di tiap-tiap kampung yang ia datangi, ia senantiasa tidak diterima oleh masyarakat. Mereka terasa jijik dan mengusir anak ini. Pada akhirnya, sampailah ia di satu kampung yang beberapa besar penduduknya yaitu beberapa orang yang sombong. Tak beberapa orang yang miskin di desa itu. Mereka bakal diusir atau di buat tak nyaman jika tinggal disana. Hal semacam ini mengusik hati anak kecil ini.

Pada suatu pesta yang diadakan di kampung itu, anak kecil ini sukses masuk. Tetapi, beberapa orang selekasnya mengusirnya dan mencaci-makinya. Ia segera diseret keluar. Ketika terseret, ia berpesan pada beberapa orang itu agar lebih memperhatikan orang tidak memiliki. Mendengar kalimat anak itu, sebagian orang semakin kesal, bahkan juga meludahinya sembari berkata, 'Dasar anak setan, anak jelek rupa! ' Anak itu terasa terluka dengan perlakuan beberapa orang itu. Lantas, ia menancapkan satu lidi di tanah dan berkata, 'Tak ada satu juga yang dapat mencabut lidi ini dari tanah, cuma saya yang dapat mengerjakannya! '

Beberapa orang menyangsikan perkataan anak itu. Mereka juga coba mencabut lidi itu. Tetapi, tidak seseorangpun bisa mengerjakannya. Dalam sekian hari, lidi itu tidak dapat tercabut. Satu hari, dengan cara diam-diam, anak itu datang dan mencabut lidi itu. Tanpa ada sepengetahuannya, ada seseorang warga yang memandangnya dan melaporkannya pada warga yang lain. Dari tempat lidi itu dicabut, mengalirlah mata air. Makin lama, air itu makin deras. Air menenggelamkan daerah itu, hingga jadi satu telaga yang saat ini bernama Telaga Rawa Pening. Tak ada yang selamat dari musibah itu terkecuali seseorang perempuan tua yang berbaik hati memberikannya rumah dan merawatnya. Dengan cara ajaib penyakit kulit anak itu pulih.

Tetapi, penyihir jahat yang sudah menyihir si anak itu tak terima dengan kesembuhan itu. Lalu, ia menyihir anak itu jadi seekor ular besar dengan satu kalung genta di lehernya. Konon, ular ini kerap keluar dari sarangnya pada tengah malam. Setiap saat bergerak, dentingan kalung di lehernya senantiasa berbunyi klentang-klenting. Bunyi berikut yang lalu membuatnya diberi nama Baru Klinting.Kemunculan ular itu diyakinin orang-orang sebagai tanda keberuntungan untuk nelayan-nelayan yg tidak memperoleh ikan. Saat ini, Telaga Rawa Pening dijadikan sebuah Tempat wisata Rawa Pening yang begitu popular di Jawa Tengah. Tempat ini terdapat di Desa Bukit Cinta, Kabupaten Ambarawa.

Pesan moral cerita rakyat Rawa Pening yaitu hargai orang lain dan janganlah sama-sama membenci. Jangan sampai cuma menilainya seorang dari tampilan luarnya saja. Apa yang tampak menarik dapat saja jelek untuk kita Begitu halnya Begitu sebaliknya, apa yang kita tak sukai dapat saja berguna untuk kita.