Di tengah ruangan yang gelap yang disinari dengan cahaya lilin.Agust memegang secarik kertas di tangannya.Dia membaca kertas tersebut dengan serius.Saat dia selesai membaca dia menaruh kertas di meja.Dia menghela nafasnya dan menaruh tangannya di dahinya.
"Aku bersyukur bisa mendapatkan informasi lebih cepat dari yang aku kira.Ternyata ini menjadi lebih rumit dari yang aku duga."
Hari menjadi pagi.Kira baru saja terbangun dari tidurnya.Dia bangun dengan menguap sambil meregangkan badannya.Dia membuka selimut dan berjalan keluar dari kamarnya.Kira berjalan ke bawah.Saat dia menuruni tangga dia terkejut.Air mata Kira berlinang.Dia melihat Ema sedang duduk sambil melambaikan tangannya ke arah Kira.
Kira sangat merasa senang dan lega melihat Ema kembali seperti sebelumnya.Kira mengusap air matanya dan menghampiri Ema.Ema tampak sedang berbicara dengan Viola.Kira menarik salah satu kursi dan duduk sambil mendengarkan mereka berbicara.
"Kenapa kau tidak membalas sapaanku kemarin?Apakah misimu begitu menyulitkan?"
"Haha,misiku sangatlah sulit.Aku bahkan mengira aku akan mati."
"Seharusnya kau ikut membantunya!"Viola menunjuk Kira.
"Akulah yang terlalu ceroboh.Aku mengira misi itu akan mudah sepertinya aku terlalu sombong."
"Sepertinya kalian mengobrol dengan seru ya?"Chors menarik salah satu kursi dan ikut duduk.
"Ah aku harus menyiapkan sarapan untuk kalian."Viola berdiri dan pergi ke arah dapur.
"Potongan rambut yang baru?Tampak bagus."Chors memuji Ema.
"Mendengar pujianmu terasa seperti hinaan."
"Kenapa kau memotong rambutmu Ema?"
"Kau tahu di tempat asalku saat seorang perempuan memotong rambut mereka itu artinya mereka menyerah.Menyerah itu sendiri bisa mempunyai banyak artian.Untuk diriku aku memotong rambutku karena aku menjadi lemah.Dengan memotong rambutku aku berharap tidak menjadi lemah lagi.Aku tidak ingin menjadi beban untuk kalian."
"Sepertinya kau sadar diri juga ya?"
"Sepertinya kau sangat ingin mati ya?!"Ema berbicara dengan dahi yang berkerut.
"Haha kalian memang sangat akur ya."
"Kami sama sekali tidak akur!"Mereka berbicara bersama-sama.
"Jadi apa yang akan kita lakukan hari ini?Apa kita akan melakukan misi?"
"Tidak."Ema membantah dengan cepat."Hari ini adalah waktunya kita liburan!Berapa jumlah uang yang kita punya?"
Kira dan Chors tidak menjawab Ema.Ema menjadi sedikit curiga dengan situasi ini.
"Tunggu,jangan bilang kita tidak punya uang sedikitpun?"
"Bukan begitu.."Ema berbisik ke telinga Ema.
Chors memberitahukan jumlah uang yang mereka punya sekarang.Saat mendengarnya wajah curiga Ema menjadi terkejut.Senyum Ema menjadi lebar dan juga mata Ema tampak lebih bersinar dari sebelumnya.
"Kita punya sebanyak itu?!"
"Berterima kasihlah pada Kira.Dia sangatlah hebat dalam judi."
"Apa judi?!Aku juga ingin mencobanya."
"Mungkin kita bisa kembali ke kota itu untuk bermain."Kira berbicara dengan senyuman.
Viola datang dengan nampan yang penuh makanan ke meja mereka.Viola meletakan setiap piring makanan di depan mereka.Saat mereka semua mendapatkan makanan,mereka langsung melahapnya dengan cepat.
Hanya dalam sekejap piring-piring penuh makanan itu habis tanpa tersisa.Saat selesai makan Chors membicarakan tentang rencana mereka.
"Jadi apa yang akan kita lakukan?"
"Aku tidak tahu,aku ikut keputusan Ema saja."
"Keputusan bagus Kira.Aku yakin kau tidak akan menyesal!"Ema berbicara dengan semangat.
Ema berdiri dari kursinya dan memegang tangan Kira dan Chors.
"Ayo kita pergi!"
Ema menarik Kira dan Chors keluar dari penginapan.Mereka berjalan di tengah kota dan Ema masih memegang kedua tangan mereka dengan erat.Chors merasa sangat tidak nyaman dengan tangan Ema yang menggenggam tangannya.Berbeda dengan Kira yang tampak nyaman.
"Hei sampai kapan kau akan memegang tangan kami berdua?"
"Sudah kau diam saja.Jika aku melepaskan tanganku bisa saja kalian berdua akan hilang dan tersesat."
"Kau pikir aku bocah?!"
"Hahaha."Kira tertawa dengan wajah yang sangat bahagia.
Ema dan Chors yang melihat tawa Kira juga tampak senang.Melihat tawa itu membuat Chors berhenti mengeluh.
"Jadi kemana kau membawa kami?"
"Tentu saja kesini,selamat datang di pasar."
"Hah?Pasar?Kenapa kau membawa kami berdua kemari?"
"Aku hanya ingin menikmati pasar ini saja."
"Buka-"
"Sudah ayo kita lihat-lihat saja!"
Ema menarik mereka masuk ke dalam pasar.Sepanjang jalan dipenuhi dengan orang yang berdagang.Berbeda dengan jalanan kota yang berjualan di dalam toko.Orang-orang yang berjualan di pasar semua berjualan di pinggir jalan.Aroma makanan dan buah saling bercampur satu sama lain.Tidak hanya makanan banyak juga yang berjualan pakaian.Ema menarik Kira dan Chors ke salah satu penjual pakaian.
Mereka melihat pakaian yang ada disana.Saat Ema sedang melihat-lihat.Dia melihat sesuatu yang menarik.Ema melihat sebuah topeng berwarna hijau terang dengan corak merah yang banyak.Topeng itu sangat membuat menarik perhatian.Lalu Ema meletakan topeng hijau itu di depan topeng Chors.
"Sepertinya kau perlu mengganti topengmu."Ema berbicara dengan tertawa.
Kira dan Ema tidak bisa menahan tawa mereka membayangkan Chors memakai topeng tersebut.
"HAHAHA!"Kira dan Ema tertawa lebar.
Seusai tawa mereka terhenti.Mereka meninggalkan tempat penjual pakaian dan pergi ke tempat penjual lainnya.Ema menarik mereka ke sebuah tempat penjual yang tampak ramai pembeli.Saat mereka sedang menunggu makanan mereka,Chors pergi dan membeli sesuatu.
Chors kembali ke tempat penjual makanan dengan roti di tangannya.Chors menawarkan roti itu pada Ema.
"Hei Ema cobalah ini.Roti itu sangatlah enak."
Ema sedikit curiga dengan roti pemberian Chors.Akan tetapi dia tetap memakan roti tersebut.Hanya dalam satu gigitan rasa penyesalan dirasakan Ema.Roti itu sangatlah pedas bahkan membuat lidah Ema terasa sangat pedas.Ema melihat ke dalam roti itu.Roti itu diisi dengan isian sangat merah.
"BAJINGAN KAU!"
"HAHAHAHA"Kira dan Chors tertawa melihat Ema yang panik karena kepedasan.
Seperti itulah yang mereka lakukan terus-menerus hingga hari menjadi sore.Saat hari menjadi sore.Ema membawa mereka ke sebuah tempat yang ada di luar ibukota.Mereka berjalan ke sebuah tempat yang jalannya menanjak.
"Hei,kemana kau membawa kami?"
"Ikuti saja aku kita akan sampai."
"Tapi kau sudah berbicara seperti itu sejak sejam yang lalu."Kali ini Kira juga ikut mengeluh.
"Benarkah?Hehe kali ini benar-benar sebentar lagi.Itu kita sudah dekat!"Ema menunjuk ke depan.
Mereka akhirnya sampai pada ujung.Di ujung jalan yang menanjak tersebut.Mereka berhenti di sebuah tebing.Tebing itu persis terletak di belakang kota.Dan saat mereka melihat kota dari tebing hanya ada satu kata yang mereka tahu.'Indah' kota tampak jauh lebih indah dilihat dari tebing.Mereka dapat melihat seluruh isi kota dari sana.Ditambah dengan matahari yang sedang terbenam.Itu merupakan salah satu pemandangan yang sangat mereka nikmati.Ema berjalan ke ujung tebing.
"Kalian tahu?Saat aku masih anak-anak,aku sangat ingin pergi ke pasar seperti itu dengan keluargaku.Tapi sayang itu tidak bisa.Aku kira aku tidak akan pernah bisa melakukan hal tersebut.Tapi sepertinya aku salah,karena hari ini aku bisa pergi bersama partyku yang sudah seperti keluargaku sendiri.Terima kasih."Ema berbalik dan menunjukan senyum yang sangat manis.
"Rupanya kau bisa membuat kata-kata yang manis juga ya?"Chors berbicara dengan nada yang mengejek.
"Diam Kau!"
"Aku juga ingin berterima kasih untuk kalian.Aku benar-benar bersyukur bisa bertemu kalian berdua."
Ema dan Chors menghentikan pertengkaran mereka.
"Apa yang kau katakan Kira?"
"Seharusnya kamilah yang berbicara seperti itu."
"Ketua."Chors dan Ema berbicara bersama-sama.
Matahari terbenam dan langit menjadi gelap.Ema memutuskan untuk kembali ke kota.
"Sepertinya sekarang sudah waktunya kita pulang."
Mereka menuruni tebing tersebut.Kira berjalan paling depan.
"Hei."Chors memanggil Ema dengan suara yang pelan.
Ema berhenti karena panggilan Chors.Dia berbalik dan melihat ke arah Chors.
"Ada apa?"
"Terima kasih."
"Jangan berbicara seperti itu.Itu terdengar sangat menjijikan."
"Aku tahu kau melakukan ini bukan untuk dirimu bukan?"Ema terdiam."Aku bisa melihat dengan jelas kau gemetar saat kita berjalan-jalan di pasar.Terima kasih sudah memaksakan dirimu untuk Kira."
"Apakah itu terlihat sangat jelas?"
"Tidak."
"Sebenarnya aku masih takut dengan orang lain.Tapi aku tidak tahan dengan Kira yang aku lihat sebelumnya."
"Kau benar,aku juga tidak tahan melihat seperti itu.Setelah sekian lama dia bisa tersenyum seperti dulu.Dan juga walau hanya sesaat tapi beban di pundaknya juga terlihat berkurang."
"Sepertinya kau sangat peduli dengan Kira ya."
"Bagaimana bisa aku tidak peduli dengannya."
"Hei apa yang kalian tunggu!"Kira memanggil mereka dari bawah.
"Kami datang!"Ema membalas Kira.
'