Allan balas memeluk erat punggung wanita itu.
"Itu baru awalan, Sweet heart. Kau akan melihat kejutan lainnya, nanti."
"Allan, aku serius. Kemana kita akan pergi??" Gumam Eva masih dengan menyembunyikan wajahnya.
Senyuman manis tersungging di bibir pria tampan itu.
"Yunani, kau akan menyukainya."
---
Eva mengangkat kepalanya dari dada bidang Allan.
"What?!! No way!"
"Kenapa??"
"Aku memikirkan hal yang sama ketika ingin melarikan diri." Balas Eva antusias membuat Allan menyunggingkan senyuman geli.
"Well, Princess. Sepertinya kita berjodoh."
"Kemana kita akan mendarat?? Santorini??" Timpal Eva antusias, dengan mata yang berbinar binar.
"Sayangnya, tidak. Kita akan mendarat di kota yang belum pernah kau pikirkan sebelumnya. Bersiaplah."
---
Nafplio, Yunani
10.15 pm
"Selamat datang di Nafplio, Sir."
"Ya. Selamat malam, Rodrick. Dimana mobilnya??"
Rodrick, lelaki yang menyambutnya tadi menunjuk ke arah kanannya.
"Di sini, Sir."
Namun, Rodrick tampak ragu melihat majikannya menggendong seorang wanita dan juga sebuah tas kerja. Allan tampaknya sedikit kesulitan.
"Um...Sir. Jika kau tidak keberatan, apa Anda butuh bantuan??"
Allan dengan spontan mengalihkan wajahnya ke arah Rodrick.
"Terimakasih. Sedikit bantuan untuk tas ini, tidak masalah bagiku." Ucap Allan melemparkan tas kerja itu ke tangan Rodrick.
Untung saja Rodrick anak buah yang terlatih. Akan tetapi, maksud Rodrick ingin membantu Allan bukanlah tentang tas itu. Melainkan membantu Allan untuk mengangkat tubuh sang wanita.
Tampaknya Allan posesif pada wanita itu. Rodrick mengangkat bahunya acuh. Baguslah. Itu artinya, sang majikan sudah lebih baik dari sebelumnya.
Kembali lagi kepada Allan...
Di perjalanan menuju mansion, Eva terbangun dari pelukan Allan. Sontak dengan cepat ia terduduk, membuat kepalanya sedikit pusing akibat jetlag.
"Auch..."
Allan dengan khawatir menyandarkan kepala Eva di lengannya, sambil di elus pelan.
"Kau harus berhati hati, Princess. Aku tidak suka kau ceroboh seperti ini."
Eva mendengus kesal.
"Siapa suruh tidak membangunkanku??"
Allan mengangkat kedua bahunya.
"Masih untung aku membawamu."
"Hey! Jadi sebenarnya kau tidak ingin membawaku??"
Namun, keluhan Eva di tanggapi hembusan nafas lelah, serta pijitan pelipis dari Allan.
"We talk about this later, Princess. Biarkan aku istirahat, sebentar." Pinta Allan memejamkan kedua matanya, yang kini sudah menghitam itu.
Raut wajah Eva berubah menjadi khawatir.
"Hey?? Kau baik baik saja?? Kau demam?? Apa kita perlu ke dokter?? Kita—"
"Just stay with me, Princess...." potong Allan menggenggam tangan kanan Eva.
"Ok-okay. I'll stay..."
---
"Dimana kita Allan??"
Sementara Eva yang melirik sana sini, Allan tersenyum kecil.
"Selamat datang di mansionku, Princess. Ini adalah salah satu mansion milikku, di Nafplio, Yunani."
Dengan takjub, Eva melirik setiap detail dari bangunan tersebut.
"Silahkan, Sir. Tapi...Mr. Dan Mrs. Bergin tiba di sini, sekitar sehari yang lalu.." ucap Rodrick ragu ragu membuat Allan tersentak kaget.
"Apa?!"
"Oh! Sayang!! Lihat!! Putra kita yang paling tampan sudah tiba!!" Ucap suara seorang wanita.
Sontak Eva maupun Allan mengarah ke satu arah yang sama, dimana dari arah tersebut, seorang wanita cantik sedikit berlari menuju Allan. Dengan riangnya, wanita berumur itu memeluk leher Allan erat.
"Hey big boy!! Bagaimana kabarmu??"
"Mom?? Dad?!! What the hell are you doing at here?!!" Pekik Allan refleks.
James Bergin, sang ayah hanya tertawa terbahak bahak.
"Hahaha, setidaknya jangan memperlihatkan ketidaksukaan mu itu, my boy. Kau tahu, itu membuat kami malu."
Tatapan James beralih kepada Eva, sesosok wanita mungil nan cantik yang bersembunyi di balik badan Allan.
"Hello, pretty young lady. Siapa namamu??"
Eva terkejut ketika lelaki paruh baya yang masih segar itu memperhatikan dirinya.
"Um...anu-sa-saya...."
Mata Eva mengkode Allan untuk membantunya. Haruskah ia mengatakan bahwa ia adalah putri kerajaan seberang atau tidak??
Allan memutar kedua bola matanya kesal.
"Dia Eva. Evanil Stefangush. Dan jangan terlalu senang, aku tidak memiliki maksud tertentu." Balas Allan masih dengan wajah datarnya itu.
Tentu saja ia kesal, impiannya untuk berdua dengan Eva di mansion itu lenyap sudah. Seperti orang terdampar, entah mengapa kedua orang tua itu berkunjung kemari. Allan yakin, bahwa selama ini James tengah memata matainya.
Sejujurnya ia tidak keberatan dengan itu. Tapi mengenai masalah percintaannya?? Come on!! Mengapa lelaki tua itu juga ikut campur??
"Ah! Jadi kau Evanil Stefangush?! Putri dari Jullian?! Oh my god. Bagaimana kau bisa menemukan putra ku yang jelek ini?? Oh! Aku Wihelma, dan ini suamiku, James Bergin." Ucap Wihelma antusias sambil mengandeng lengan Eva, membuat gadis itu terlihat canggung.
"Mom! Jangan mengganggunya. Keberadaan kalian disini saja sudah sangat mengangguku!" Kesal Allan membuat Wihelma bedecak kesal.
"Kau melupakan satu orang lagi, big boy. Your sister, in here too! Jadi jangan hanya menyalahkan kami saja!" Decak Wihelma heran.
"Aloha!!! Big brother!!"
Sebuah teriakan serta suara langkah kaki menggema dari bagian belakang mansion, hingga ke depan pintu, tempat di mana Allan dan Eva berpijak saat ini. Dari balik dinding, muncul sesosok gadis remaja dengan manik mata biru laut serta pipi bulat yang memerah.
Allan merubah raut wajahnya menjadi bertambah datar, ketika gadis itu berlari dan berhasil memeluknya erat.
'Rumah ini serasa neraka....'
-PrincessEscape-
——————————————————
-You're to sexy beautiful, everybody wanna taste, that's why I still get jelaous-
——————————————————
I HOPE YOU LIKE IT!!
Thank you for always suport me!!
See you in next chapter!!
XoXo!
@deerouxx
@FranklinPrincess
Inst : @Qiqi_rz