Chereads / DYAS / Chapter 2 - Asrama Kampus

Chapter 2 - Asrama Kampus

Suara aliran air mengalun memuhi ruangan yang lebih seperti kamar berukuran segiempat yang sama luasnya dengan jajaran kamar lainnya, lalu seperempat kecil menjadi kamar mandi dimana Dyas beraktivitas saat ini menyambut hari seperti biasanya. Gadis itu bersenandung kecil membentuk sebuah nada instumen film Marrowbone. Nada lagu yang sering terdengar dari bibirnya sendiri akhir-akhir ini.

Keluar dari kamar mandi Dyas langsung disambut dapur mini di depan pintu, dengan sebuah meja panjang yang merangkap menjadi kitchen set karena peralatan dapur seadanya seperti kompor mini, magic jerr mini hingga tempat Dyas menyimpan semua makanan yang sudah dimasak.

Hanya butuh beberapa langkah ia menuju lemari pakaian disamping tempat tidur, sebelum membuka lemari tangannya menjangau ke atas mencabut kabel kipas angin hingga berhenti berputar. Membuka lemarinya ternyata ia tidak hanya mengeluarkan pakaian yang hendak ia pilih, Dyas juga mengeluarkan kebutuhan yang akan ia gunakan untuk kekampus. Walaupun tidak terlalu besar Lemari itu juga menampung buku-buku pelajaran, laptop hingga barang Dyas yang tidak terpakai.

Setelah mengenakan pakaian yang simple,dengan kemeja pendek  yang tidak dapat menutupi perut rampingnya, sesekali tersingkap hanya menggerakan sikunya terangkat, gadis itu memadukannya dengan jins yang tidak terlalu ketat.

Dyas mengambil plastik roti diatas meja, ia kehabisan susu karena Dyas lupa belanja, tiga hari ini ia menghabiskan waktunya bersama keluarga Oris. Selama di rumah sahabatnya itu kebutuhannya ditampung penuh.

Baginya kalau untuk mengunyah roti tidak perlu duduk diam menikmati layaknya sarapan. Dia tidak punya kursi, di dalam ruangan ini kebanyakan benda inti seperti lemari dan meja hanya berjumlah tunggal tidak bisa lebih melihat kapasitas muatan kamar. Bagaimanapun   Dyas bersyukur bisa hidup lalu melanjutkan kuliahnya tanpa mengeluarkan uang sepeserpun karena ia salah satu mahasiswa yang beruntung karena kelebihannya.

Dyas tidak berhenti mengunyah, tangannya cekatan memasukkan apa saja yang ia butuhkan di kampus kedalam tasnya. Ia memperhatikan sebuah note yang sengaja ditempel di depan pintu lemari agar mudah terlihat kapan saja, Tidak ada hal yang perlu disambut antusias hari ini karena bukan musim ujian.

Tatapannya bergulir pada sebuah bingkai foto berukuran setenga laptopnya, ia tersenyum tipis lalu menghembuskan nafas.

Morning Ma....

Morning Pa....

..........................................

Kampus

" Dyas...." suara cempreng itu sungguh menggangu telinganya jika boleh jujur namun hanya suara itu yang  terbiasa memanggil namanya selama 2 tahun kuliah disini. Dyas menghentikan langkahnya dan memutar tubuh. Oris  berlari-lari kecil di koridor kampus menuju dimana Dyas berdiri. Gadis itu merapikan poninya yang tertiup angin.

" Gila tu anak..." kata Oris  dengan nada menekan pasrah. Alis Dyas menyatu dan bingung mendengar kata fani yang tiba-tiba dipagi hari bahkan mereka belum memulai apapun untuk hari ini.

" Siapa gila...? "

" Menurut lo...?" fani balik bertanya.

Dyas menggendikan bahu tak peduli, ia melengos dan menlanjutkan langkahnya. Sedangkan Fani menghembukan nafas kasar terlihat putus asa.

"  Anjas, Yas dia nanyain lo lagi, itu anak budek apa urat malunya putus ya masa nggak bisa bedain kalau lo itu ngehindarin dia "

Dyas menelan ludah, tatapannya datar mungkin sama halnya dengan Oris  ia sendiri  jauh lebih muak. Menyadari Dyas tak tertarik untuk membahasnya Oris juga memilih diam dan menyamakan langkahnya disampung Dyas.

" Yas, kenapa sih nggak lu ladenin aja, anak cakep gitu, mana tajir jadi most wanted lagi..."

Dyas diam saja seakan tidak memperdulikan pertanyaan Fani yang lebih seperti penawaran yang menggiurkan. Sebuah kalimat yang sering kali keluar dari bibir Fani untuknya dan membuatnya Dyas tak terlalu disukai mahasiswa lainya.

" Yas lu kenapa sih ? lo aneh ih " ujar gadis itu mengikuti langkah Dyas dan menatap lekat-lekat wajah Dyas dari samping.

" Yas...? "

" Hmm "

" Jangan bilang lo suka sama gue " katanya lalu cekikikan sendiri.

Seketika Dyas langsung menoleh pada wajah tengil Oris yang menahan tawa lalu lari terbirit-birit mendahuluinya.

" Orisss.... Wait ! " Dyas tertawa melajukan langkahnya lebih cepat. 

Jangan lupa komen vote dan follow akun ini gaes biar aku semangat nulis...Ok

Bye.....