Chereads / My Boss My Lover / Chapter 4 - Nona nya Leon....

Chapter 4 - Nona nya Leon....

"leonnn…!"

Baru beberapa menit aku memejamkan mata, seseorang dengan suara cemprengnya yang khas memanggil atau lebih tepat meneriakkan namaku. Aku berusaha memejamkan mata, mengabaikan suara itu walaupun kutahu sejak tadi seseorang yang dengan sangat kukenal suaranya sedang memanggilku tanpa henti-hentinya. Sial! Bisa tidak sih aku menikmati tidurku yang hanya lima jam tiap harinya?

Kututup kedua telingaku dengan bantal, berusaha tidak mendengar suara nista tersebut, yang sejak tadi meraung-raung memanggilku.

"Leon, kau disini rupanya. Tumben tidurnya di sini?"

"Leon, kau mendengarkanku tidak?" Kali ini suara itu semakin keras dan meminta untuk dijawab.

"Tidak," Jawabku datar. "Kau pulang saja aku ngantuk!"

"Ish," Balasnya di sertai pukulan pada punggungku.

Ahhg,

Aku menjerit kesakitan. Berani sekali dia!

Melihat hal itu si bodoh ini menuturkan kata maaf sebanyak-banyaknya dan dengan gelagapan ia menelfon dokter.

Normal P.O.V

"Apa yang terjadi?"

seorang dokter tampan dengan kaca mata tebalnya yang kita ketahui ia adalah david, melepaskan stetoskop dari telinganya dan membiarkannya menggantung di leher. Ia mengambil secarik kertas dan menuliskan resep di sana.

Leon yang masih terbaring dengan posisi tengkurap mamandang david dengan ekspresi kesal. Ia menarik bantal dan memposisikannya dengan sedemikian rupa sehingga bisa menjadikan tumpuan yang pas untuk kepalanya.

"Tanya saja pada keponakanmu. Dia membuatku begini!" Ketus Leon

David hanya menggeleng kepala tidak percaya.

"Pukulan kecil saja tidak akan membuatmu seperti ini, Tuan muda Alvalendra." Ia menekan punggung Leon dengan gemas. Lagi-lagi Leon menjerit kesakitan karena ulah mereka yang senang sekali menyentuh punggungnya yang sakit.

"Leon kau baik-baik saja?" Muncullah sang pembuat onar yang tak lain adalah sahabat Leon yakni Niko . Terlihat kedua tangannya membawa nampan yang berisi sarapan sekaligus camilan. Ia berniat menyogok, tidak, ia berniat meminta maaf pada Leon

"Dia baik-baik saja Niko," Jawab David santai . Leon hanya mengendus kesal, tidak berniat menjawab pertanyaan yang dilontarkan untuknya.

"Benarkah? Sepertinya dia sangat kesakitan?" Niko terus saja khawatir pada sahabat baiknya ini, terlebih ini dikarenakan atas ulahnya.

"Tidak perlu cemas, tubuhnya hanya kaget karena kegiatan berlebihan yang ditanggungnya."

"Maksudnya?" Pong, Niko masih tidak mengerti dengan yang diucapkan David.

"Sepertinya dia terlalu memaksakan diri mengangkut sesuatu," Ujar David sambil menghela nafas. Setelah mendengar penuturan David, Niko langsung menghembuskan nafas lega.

Wajah Leon tanpa sadar menunjukkan raut wajah waspada. 'Jangan sampai mereka tahu' Pikir Leon was-was.

"Oh… begitu." Niko mengelus-elus dadanya.

"…Makanya Lion, sering-seringlah berolah raga!" Nasehat Niko yang hanya ditanggapi dingin oleh Leon.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Seorang maid berdiri di ambang pintu sambil membungkukkan badannya untuk memberi salam pada orang yang ada di dalam.

"Maaf mengganggu Tuan Leon, Nona sedang menunggu di bawah. Ada hal penting yang ingin dibicarakannya," Ucapnya.

David dan Niko hanya memandang maid itu dengan tatapan tidak mengerti kecuali Leon.

Ia langsung menengok ke belakang dan menatap Niko dan David dengan pandangan was-was. Cepat-cepat ia langsung menyuruh maid-nya untuk pergi. Tidak beberapa lama, Maid itu melenggang pergi setelah David menyerahkan kertas kecilnya.

Terlihat seringai nakal diwajah Niko melihat respon waspada yang ditunjukan oleh sahabatnya itu. Apa mungkin ini ada hubungannya dengan sakit yang diderita Leon? Dan lagi sejak kapan Leon mempunyai teman wanita? Memikirkan hal ini membuat Niko sedikit berfikir melenceng menjurus pada hal yang iya-iya.

"Noooona…? Siapa Di-a LE-ON?" Goda Niko.

"Bodoh! Cepatlah pulang, kalau kau tidak ada urusan denganku!" Perintah Leon dengan jengkel. Leon berusaha mati-matian menyembunyikan semburat merah dipipinya karena ucapan Niko.

Niko kaget dengan respon aneh yang diberikan oleh sahabatnya itu. Tidak biasanya Leon langsung membentaknya ketika sedang diejek olehnya. Biasanya, Leon lebih memilih untuk bersikap acuh dan bodo amat tetapi sekarang? Hal ini, membuat Niko sangat-sangat ingin menggoda sahabat baiknya ini. "Oh ayolah… baru kali ini ada seorang Nona di rumah ini," Goda Niko sekali lagi.

Kali ini Leon hanya bisa meneguk ludah atas perkataan Leon. 'Sial! Kenapa sih, para maid-nya harus memberi julukan Nona pada Merisa?'. Tapi jika di pikir lagi itu lebih baik dari pada mereka menyebutkan nama Merisa langsung.

David hanya tersenyum melihat tingkah keponakannya bersama sahabatnya itu sambil membuka jas putihnya.

"Dia bukan siapa-siapa!" Bantah Leon cepat, masih berusaha cool seperti biasanya.

Bukan siapa-siapa hanya objek yang sering Leon untit selama 7 tahun belakangan.

"Begitukah? Aku harus melihatnya.," Ucap Niko diikuti oleh seringainya. Ia berlari keluar sekedar ingin melihat siapa wanita yang berhasil membuat sahabatnya ini bersikap janggal baginya. Leon yang gelagapan, langsung berbalik ingin mengejar Niko. Ia tidak ingin membuat Niko bertemu dengan Merisa. Tidak untuk saat ini.

Tetapi rasa sakit yang diderita oleh punggungnya membuatnya terpaksa berbaring lagi. Berharap hal yang ia takutkan tidak terjadi.

To be continue .....

Maaf ya penulisan serta bahasanya agak acak acak an😊🙏

baru pertama bikin novel 🙏🙏😁