Alexa begitu fokus pada buku yang dibacanya, hingga dia benar-benar mengabaikan hal lain. Dia sangat hanyut ke dalam dunia yang ditulis dalam buku. Sampai suara benda yang pecah dari arah konter pun tak mengusiknya sama sekali.
Entah sudah berapa lama waktu berlalu. Hujan di luar masih cukup deras, walaupun langit tak begitu gelap seperti sebelumnya. Latte di depan Alexa juga sudah mulai dingin. Tak lagi ada uap putih yang menguar dari sana.
Entah dari mana, ada seorang pemuda yang berjalan menghampiri meja Alexa. Pemuda itu memiliki rambut pirang dan juga mata coklat cerah. Sampai di samping kursi di seberang Alexa, dia bertanya, "Boleh aku duduk di sini, Nona?"
Namun sayangnya Alexa terlalu sibuk dengan dunianya sendiri, sehingga tak mendengar sapaan orang itu. Perlahan, ekspresinya berubah karena merasa benar-benar dihiraukan. Pelipisnya berkedut pelan. Tapi dia tak mau menyerah dan memutuskan mencoba lagi. Kini jarinya diketukkan ke atas meja untuk mencari perhatian Alexa.
