"Kau yang paling tahu kakakmu seperti apa. Mungkinkah dia melupakanmu? Mungkin dia sibuk, mungkin dia bahkan tidak lagi tinggal di dekat sini dan kesulitan menghubungimu. Entah, macam-macam alasan bisa terjadi." Tangannya diulurkan untuk menepuk-nepuk puncak kepala Alexa, lagi. "Tapi kalian, kan, saudara kandung, percayalah sedikit padanya dan berdoalah supaya dia baik-baik saja."
Hela napas panjang lolos dari sela bibir gadis itu. Seandainya saja rasa percaya itu bisa bertahan selamanya, mungkin Alexa tak akan merasa seperti sekarang.
"Entahlah…" Benaknya sekarang penuh dengan kekhawatiran. Dia takut jika benar-benar dicampakkan karena kakaknya tidak ingin direpotkan. Bisa saja karena terlalu sibuk, lalu benar-benar lupa dengan kenyataan bahwa Argus masih memiliki seorang adik yang butuh ditengok untuk memastikan keadaannya.