"Sudah kubilang kan, Alexa." Skylar mengembuskan napas perlahan. Sebelah tangannya terangkat dan menyentuh sisi wajah gadis itu, membelainya dengan lembut. Ditatapnya kedua iris coklat itu sambil tersenyum samar. Ada satu hal yang sempat ditangkapnya tadi yang butuh Skylar ingatkan berkali-kali pada gadis itu agar tidak selalu terlupakan. "—Tidak boleh panggil tuan lagi."
"Ma-maaf, aku—" Gadis itu tidak melanjutkan kalimatnya. Alih-alih digantung, serta pandangannya diarahkan ke bawah, menghindari sepasang warna keemasan di depannya.
Skylar tahu Alexa merasa kesulitan memanggil namanya karena selama ini terlalu terbiasa dengan panggilan tuan. Dan dia juga tidak pernah protes sedari dulu, membiarkan Alexa memanggil sesukanya. Tapi tidak lagi, terlebih setelah statusnya bukan lagi majikan dari gadis itu, melainkan calon suaminya. Satu minggu kemarin Skylar nyaris tak mendengar namanya keluar dari bibir Alexa, selalu hanya dengan gestur untuk menarik perhatian. Kali ini, tidak.