"Tak masalah. Aku juga tidak menyuruhmu membantuku supaya Alexa jadi benar-benar menyukaiku. Pada akhirnya, semua keputusan ada di tangannya. Kalaupun mustahil, setidaknya, aku ingin berteman baik dengannya," kata Isaac sambil menghela napas.
"Kalau begitu, tak masalah."
Namun, di dalam hati, Stella masih merasa berat. Dengan keadaan seperti sekarang, kecuali Isaac bisa memenangkan hati Alexa secara perlahan, kemungkinan gadis itu menerima perasaan Isaac cukup rendah. Atau, ketika Alexa menggunakan Isaac sebagai pelariannya semata.
Yah, terkadang, menjadi pelarian juga tidak buruk jika bisa menanganinya dengan baik.
Stella pun berdiri dan kembali menjatuhkan dirinya di atas sofa, benda yang akan jadi tempat tidurnya selama satu bulan ke depan. Bungkus rokok yang tadi tergeletak di atas sofa pun disambar dan buru-buru dikeluarkan. Rokok tersebut dijepit di antara bibirnya, lalu tangannya yang lain bergegas menyalakan korek dan didekatkan pada ujung rokok.