Saat mendengar ada suara benda yang jatuh dari dapur, Sabrina langsung memandang ke arah ayahnya dan berbisik. "Ayah, kamu sedang dalam masalah besar!"
Raka terbatuk pelan dan berkata. "Kalian mengobrol lah dulu. Biar aku melihatnya."
Sabrina tertawa melihatnya. Arka langsung menyentuh pipinya dengan lembut dan berkata, 'Jangan tertawa."
"Bagaimana aku tidak tertawa. Pengaruh ibumu sangat kuat," kata Sabrina.
"Sabrina, kalau pada akhirnya kamu memilih orang lain, kamu akan memiliki pengaruh semacam ini di dalam kehidupanku. Pria akan sulit untuk melupakan cinta pertamanya," Arka memandang Sabrina dengan penuh sayang.
Pada saat itu, Sabrina hampir saja mengatakan bahwa ia tidak akan membiarkan Arka merasakan hal tersebut.
Tetapi saat kata-kata itu hampir keluar dari bibirnya, ia kembali mengingat malam tiga tahun lalu.
Tidak bisa! Ia harus tahu siapa pria tiga tahun lalu itu!
Ia harus mencari tahu dan kemudian ia baru bisa memilih di antara mereka bertiga.