"Kalau aku bisa diandalkan, mengapa kamu tidak memilihku?" kata Arka dengan setengah bercanda.
"Aku …" Sabrina berhenti berbicara dan akhirnya tidak mengatakan apa pun. Ia hanya bersandar di dada Arka, merasakan detak jantungnya yang kuat. Hatinya terasa sangat damai.
Arka mengecup kening Sabrina. "Sabrina, tidak peduli apa pun yang kamu dengar suatu hari nanti, percayalah padaku bahwa hanya kamu satu-satunya yang aku cintai."
Sabrina mengangkat kepalanya dan memandang Arka lekat-lekat. "Kamu menyembunyikan sesuatu. Sejak menjawab panggilan tersebut, aku merasa ada sesuatu yang salah. Ada masalah apa sebenarnya?"
"Bukan apa-apa. Aku bisa menyelesaikannya," Arka membantu Sabrina untuk bangkit berdiri dan menggandeng tangannya untuk berjalan menuju ke puncak tertinggi.
Mereka berdiri di atas gunung dan mendengarkan siulan dari angin yang bertiup.
Langit begitu biru. Perkotaan terlihat sangat kecil di bawah kaki mereka.
Rasanya, tidak ada hal lain yang penting lagi.