Tiba-tiba Sabrina teringat kembali akan ciuman mereka di koridor hari itu. Ia langsung mengalihkan pandangannya dengan malu dan tidak berani menatap ke arah Arka.
Ia tidak berani bergerak sama sekali sampai ia mendengar suara sabuk pengaman yang dipasang. Ternyata Arka berniat untuk memasangkan sabuk pengamannya.
Saat ia pikir semuanya sudah selesai, Sabrina menegakkan tubuhnya. Tetapi tiba-tiba ia merasa bibirnya menjadi panas.
Sabrina mengedipkan matanya satu kali, dua kali … Terlihat tidak percaya.
Arka mengulum bibirnya dengan antusias. Terutama ketika Sabrina memandangnya begitu dekat, matanya seolah ikut berbicara dan bibirnya yang merah muda seolah memohon pada Arka untuk terus mencumbunya.
"Jangan melihatku seperti itu. Kalau tidak, aku akan berbuat jahat di sini," Arka mengelus wajah Sabrina. Kelembutan di mata pria itu seolah ingin menenggelamkannya.