"Tiara juga akan datang. Segeralah cari jalan untuk keluar dari pengawasan orang tuamu. Kalau kamu tidak datang, kamu pasti akan menyesalinya," setelah mengatakan itu, Anya langsung menutup telepon.
Tiara mengedipkan matanya berulang kali dan memandang Anya dengan terkejut. "Apakah tidak apa-apa memaksanya seperti ini?"
"Kalau ia menyukaimu, meski ayahnya mau mematahkan kakinya sekali pun, ia akan tetap datang untuk menemuimu. Kalau ia tidak datang malam ini, sebaiknya kamu melupakannya saja," kata Anya dengan tegas.
"Tiara, aku berpendapat sama dengan bibiku. Kalau ia tidak mencintaimu, lebih baik kamu melupakannya saja. Selama kalian bersama, mungkin kalian akan bahagia. Tetapi kalian tidak punya masa depan dan kamu tidak akan bisa bahagia selamanya. Suatu hari nanti, kamu yang akan mengalami kerugian," kata Nadine dengan tatapan kasihan.
Tiara mengangguk dan mendengarkan saran dari kedua wanita di hadapannya itu. "Baiklah kalau begitu, aku akan menunggunya datang."