"Lari begitu cepat. Siapa yang tadi bilang ingin aku sehat? Siapa yang bilang tidak akan menikah dan ingin menemainku selamanya?" kata Bima dengan sengaja.
"Tadi aku pikir kakek benar-benar sakit dan aku sangat khawatir. Itu sebabnya aku mengatakannya. Tetapi sekarang kamu baik-baik saja. Biar Nenek Marsha saja yang menemanimu. Kalau aku di sini, sepertinya aku malah mengganggu. Beristirahatlah kakek! Aku pergi!" Jenny meninggalkan rumah sakit dengan gembira.
Tidak lama setelah Jenny pergi, Bima menghela napas panjang. "Maria, kalau Jenny ingin menikah, aku memberinya ijin."
"Ayah, apakah kamu serius?" Maria terlihat tidak percaya.
"Jenny sudah dewasa, sudah waktunya untuk keluar dari rumah dan menikah. Dari pada ia tinggal di sampingku, tetapi terus menyalahkan aku, lebih baik ia cepat menikah saja," kata Bima sambil tersenyum. "Aku tidak menginginkan apa pun. Aku hanya ingin ia bahagia."
"Mengapa ayah tidak memberitahunya tadi?" Maria tertawa.