"Jenny, bangun!" kata Aiden sambil mengetuk pintu kamar Jenny.
"Ini masih pagi. Aku masih mengantuk!" dalam keadaan masih setengah tidur, Jenny mengambil sebuah bantal untuk menutupi kepalanya dan ia kembali memejamkan matanya.
"Ini sudah jam 10. Mana mau Kak Jonathan memiliki istri yang malas seperti kamu. Kamu pasti akan ditolaknya!" Anya yang berada di depan pintu kamar Jenny berkata dengan sabar.
Jenny terdiam sejenak dan kemudian langsung membuka matanya. Ia langsung bangkit berdiri dari tempat tidurnya dan menghempaskan selimut yang ia kenakan. Sebelum ia sempat memakai sandalnya, ia langsung berlari ke arah pintu dengan kaki telanjang dan membuka pintu. Wajahnya terlihat penuh semangat dan antisipasi. "Bibi, apakah kakek sudah menyetujui hubunganku dengan Jonathan?"
Aiden memandang Jenny yang rambutnya masih berantakan seperit sarang burung. "Apakah kamu segitu tidak sabarnya untuk menikah dengan Jonathan? Ia tidak sebaik itu."