"Aku khawatir ayahmu akan sedih, jadi aku mengirimkan Keara ke rumah sakit yang terbaik dan membeli obat termahal dari luar negeri. Aku berusaha untuk menyembuhkannya, tetapi ia malah memfitnahku. Kalau sudah begini, biarkan saja ia sendiri. Saat ayahmu keluar, biar ia sendiri yang mengurus anaknya. Aku sudah tidak peduli," bagi Indah, memiliki Anya saja sudah cukup. Kalau Galih lebih memedulikan Keara dibandingkan dengannya, ia tidak apa-apa. Lebih baik mereka berpisah saja.
Akhir-akhir ini, Indah banyak menghabiskan waktunya bersama dengan Maria. Dari Maria, ia belajar untuk hidup mandiri. Seorang wanita tidak selalu membutuhkan pria untuk mendampinginya.
Selama ini, Indah merasa bahwa ia tidak bisa hidup tanpa Galih dan begitu bergantung pada suaminya itu. Oleh karena itu, pada saat Galih lebih membela Keara, hati Indah terasa sangat hancur.
Namun setelah itu, Indah belajar bahwa sebagai seorang wanita, ia juga bisa bahagia tanpa pria di sampingnya.