"Jenny, bagaimana kalau aku mengantar Rudi dulu dan setelahnya baru mengantarmu?" kata Jonathan.
"Dia kan pria dewasa. Mengapa ia tidak naik taksi saja," kata Jenny dengan kesal. "Bukankah uangmu banyak? Mengapa kamu tidak membawa mobilmu sendiri?"
"Kalau bukan karena pamanmu yang membuat mobilku diderek, aku tidak akan berada di sini. Mungkin aku sudah pulang dan bersantai sekarang! Taksi itu kotor, aku tidak pernah naik taksi," kata Rudi dengan jijik.
"Dasar laki-laki manja!. Kalau aku jadi supir taksinya, aku juga tidak mau menerimamu," Jenny mendengus. "Paman, paman … Antarkan aku pulang dulu!" lanjut Jenny dengan manja.
Mendengar suara Jenny yang manis itu, Jonathan tidak bisa menolak. "Rudi, biar aku mengantar Jenny dulu," kata Jonathan pada akhirnya.
"Suaramu sangat manis. Aku sangat menyukainya. Bagaimana kalau kamu memanggil namaku dengan suara itu," kata Rudi dengan sengaja.
"Paman, dia menggangguku lagi!" kata Jenny dengan marah.