"Bibi …" Tara terlihat enggan, tetapi terpaksa mengatakannya demi hadiah yang Anya sembunyikan darinya.
"Aku tidak bisa mendengarmu," goda Anya sekali lagi.
"Anyaaa …" Tara langsung menghampiri Anya dan menggelitiki pinggang Anya. Tidak terima, Anya juga membalas menggelitiki perut Tara. Suara tawa terdengar dari sela-sela pintu ruangan tersebut hingga terdengar di koridor.
Suara tawa itu sangat akrab di telinga Nico sehingga ia langsung berlari untuk mencari Aiden.
Begitu mendengar bahwa Anya datang, Aiden langsung bergegas menuju ke kamar ganti pengantin, tempat Anya berada saat ini.
Ia bisa mendengar suara tawa Anya yang ceria dan tahu bahwa ketiga wanita di dalam sedang bersenang-senang. Bibir Aiden menyunggingkan senyum saat mendengar suara tawa yang ia rindukan itu. Tangan Aiden yang terangkat dan sudah siap untuk membuka pintu, kembali turun di samping tubuhnya.
"Paman, apakah kamu mau masuk?" tanya Nico.