"Kamu masih bisa makan dengan santai? Aku dengar Keara sedang hamil!" setelah mendapatkan berita itu, Esther langsung datang dan menemui Anya.
Anya memandang Esther yang masuk ke ruangan itu dengan tatapan santai. Tangannya masih menyendok nasi, seolah berita yang baru saja Esther katakan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengannya.
"Makanannya enak. Semuanya disiapkan oleh Bu Hana untukku. Mengapa aku tidak boleh makan dengan santai? Kalau Keara ingin hamil dan mempunyai anak, itu urusannya. Bukan urusanku," kata Anya dengan acuh tak acuh.
Ia sama sekali tidak peduli dengan Keara.
"Bagaimana kalau anak itu adalah anak Aiden?" tanya Esther dengan hati-hati, sambil mengamati ekspresi Anya.
"Tidak mungkin," jawab Anya dengan tenang. Ia tidak perlu berpikir dua kali untuk menjawabnya karena ia tahu betul Aiden tidak mencintai Keara.