Anya sudah tidak punya tenaga untuk berontak. Ia tidak pernah seputus asa ini.
'Maafkan ibu, Nak. Ibu tidak bisa melindungimu. Maafkan ibu!'
Hanya kalimat itu yang terus menerus terngiang di otanya.
Ia sudah tidak bisa bergerak lagi. Ia hanya bisa tergeletak dengan lemah dan tidak berdaya.
"Anya …" Hana naik ke lantai dua dan langsung menuju ke kamar Anya. Begitu masuk, ia melihat baju Anya sudah penuh dengan noda darah, membuatnya langsung berteriak dengan terkejut.
"Bu Hana, tolong aku. Tolong anakku …" Anya merasa pandangannya semakin kabur. Ia hanya bisa meminta tolong pada Hana. Tidak ada orang yang bisa dipercayanya lagi di rumah ini selain Hana.
"Anya, Anya …" Maria begitu ketakutan. Ia mengguncang tubuh Anya, berusaha untuk tetap membangunkannya agar tidak pingsan.