"Ada apa?" Aiden menjawab ponsel itu sambil berjalan menuju ke lantai atas, meninggalkan Anya bersama dengan Hana.
Anya berdiri di ruang keluarga, menatap tubuh tinggi suaminya yang meninggalkannya. Ia mengingat kembali saat mereka berjalan pulang sambil bergandengan tangan di bawah rintik hujan. Meski mereka harus berpisah setelah ini, kenangan yang indah itu sudah cukup bagi Anya untuk tetap bertahan hidup.
Kenangan-kenangan indahnya bersama dengan Aiden sudah cukup bagi Anya ...
"Hari ini adalah hari Natal. Sudah waktunya kamu memberitahu kami mengenai Anya!" teriak Bima dari seberang telepon.
"Aku sudah menyuruh semua pengawalku untuk pergi dari rumah Keluarga Atmajaya pagi ini. Setelah hari Natal, aku akan bercerai dengannya," kata Aiden dengan suara dingin.
"Bagaimana dengan anak di dalam kandungannya? Apakah ia sudah setuju untuk melakukan aborsi?" tanya Bima.
"Aku akan berusaha membujuknya," jawab Aiden singkat.