"Bagaimana keadaannya?" tanya Raka dengan khawatir.
"Sepertinya kondisinya baik-baik saja. Bibi bilang ia akan mengikuti kompetisi parfum dan harus bersiap-siap sehingga ia langsung kembali ke ruang kerjanya," kata Nico.
"Anya memang sudah merencanakan masa depannya dengan baik. Akhirnya ia mau ikut kompetisi parfum. Aku yakin ia pasti akan menang," kata Raka dengan senyum tipis di wajahnya.
Nico mengerutkan keningnya melihat reaksi sahabatnya. "Apakah kamu belum bisa melupakannya?"
Raka tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Ia berpura-pura menyisir rambutnya seolah tidak mendengar pertanyaan Nico.
Nico juga tidak berniat bertanya lagi karena diamnya Raka adalah jawaban untuknya. Ia segera naik ke lantai atas untuk mandi dan berganti pakaian.
Raka duduk di meja makan dengan tenang. Ia membuka setiap bungkusan dan melihat semua makanan di atas meja.
Apakah ini makanan yang sama dengan makanan Anya hari ini?
Ia mencicipinya satu per satu dan pikirannya dipenuhi dengan Anya.