"Kamu menjadi semakin pengertian, seperti seorang ibu. Ayo kita pulang dan membuat anak," kata Aiden sambil mengelus kepala Anya.
Wajah Anya langsung memerah. Di mobil itu, masih ada pengawal yang mengantar mereka. Ia benar-benar malu saat Aiden mengatakan hal itu di depan orang lain.
"Malu?" Aiden senang melihat Anya yang malu-malu. Menurutnya, penampilan Anya yang malu-malu tampak jauh lebih manis.
Tangannya memegang pinggang Anya dan menariknya ke dalam pelukannya. Sebelum istrinya itu bisa bereaksi, Aiden sudah menundukkan kepalanya dan mengecup bibirnya.
"Aiden …" Mata Anya terbelalak lebar dengan gugup.
Aiden hanya terkekeh dan mencium mata Anya, satu per satu, membuat Anya memejamkan matnaya.
Ciuman itu sangat lembut, menggelitik hati Anya, sehingga ia tidak bisa menolaknya.
Hingga mobil mereka berhenti di depan rumah, Aiden baru melepaskannya. "Ayo turun dan makan."
Anya menunduk dengan malu. Mereka terus berciuman sepanjang perjalanan hingga tiba di depan rumah.