"Apakah Harris yang menyuruhmu agar aku tidak meninggalkan pekerjaanku?" tanya Aiden dengan satu alis terangkat ketika mendengar Anya menyuruhnya untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Tangan Anya berhenti bergerak sejenak karena terkejut dengan pertanyaan Aiden. Aiden yang terlalu cerdas, atau ia yang terlalu polos sehingga rencananya terlihat jelas?
Ia tertangkap basah!
"Harris bilang kamu mau mengajakku untuk berlibur ke tempat pemandian air panas. Aku sangat senang, jadi aku berencana untuk berpamitan pada ibuku sebelum pergi. Ngomong-ngomong, barusan Paman Galih meneleponku. Aku harap kamu bisa memikirkan kembali mengenai akuisisi perusahaannya," Anya tidak menyembunyikannya dan langsung mengatakan yang sebenarnya.
"Hanya itu saja?" Aiden menatap Anya. Tubuhnya yang tinggi menghampiri Anya, selangkah demi selangkah.
Jantung Anya berdegup semakin kencang. Ia tidak tahu apakah ia harus menceritakan bahwa Galih lah yang memberi ibunya uang untuk membeli taman.