"Jujurlah pada ayah, apakah menghilangnya Nadine berhubungan denganmu?" tanya Galih pada putrinya.
"Aku tidak terlibat. Aku benar-benar tidak tahu di mana Nadine berada, Ayah! Aku benar-benar mencintai Aiden. Dulu aku terlalu naif dan bodoh sehingga akhirnya aku harus kehilangan Aiden. Aku juga yakin Aiden mencintaiku. Kalau tidak, mengapa ia menikah dengan wanita yang mirip denganku?" Keara mengatakannya sambil menitikkan air mata.
Galih menatap putrinya dengan marah. Entah sudah berapa kali ia berusaha untuk menyadarkan putrinya, tetapi sepertinya Keara tetap tidak mau menerima kenyataan. "Itu hanya pikiranmu saja. Aiden menikah dengan Anya saat ia tidak bisa melihat. Ia tidak tahu bahwa wajah Anya mirip denganmu. Apa lagi alasanmu?"
"Aku … Ayah, tolong bantu aku! Selama aku bisa kembali pada Aiden, aku akan melakukan apa pun," Keara memohon pada ayahnya.