"Aku tidak bodoh. Aku tidak akan memintamu untuk mengampuni mereka." Walaupun Anya bersyukur karena Galih selalu membantu ibunya selama ini, Keara terang-terangan ingin merebut suaminya. Selain itu, ia juga berusaha untuk menyembunyikan keberadaan Nadine.
Ini bukan masalah sepele …
Pikirkan bagaimana perasaan Maria, harus kehilangan putrinya. Maria sudah begitu tulus membesarkan putri yang bukan darah dagingnya, putri hasil perselingkuhan suaminya dengan wanita lain. Tetapi ia tetap menganggap Nadine sebagai putrinya sendiri.
Nadine adalah satu-satunya orang yang bisa membuat Maria kembali bahagia. Tetapi hingga sekarang, ia masih belum bisa ditemukan.
Dari menghilnagnya Nadine, Maria tidak bisa lagi memegang kuas lukisnya. Ia telah menjadi seorang pelukis yang tidak bisa melukis lagi.
Beberapa luka memang bisa sembuh dengan seiring berjalannya waktu. Tetapi luka semacam ini akan selalu membekas di hatinya.