"Sudah lama aku ingin membawamu ke tempat ini. Akhirnya hari ini tercapai juga," kata Aiden.
"Hmm ... Makanannya enak di sini. Aku belum pernah merasakan makanan seenak ini," jawab Anya dengan senang.
"Kalau kamu suka, kamu bisa memesannya untuk makan siang."
"Makan siang? Di tempat kerja?" tanya Anya dengan heran.
Aiden mengangguk.
"Tidak usah. Sepertinya terlalu berlebihan. Kalau makan makanan yang sama setiap hari, keistimewaannya akan hilang," kata Anya sambil tesrenyum. "Aku benar-benar senang malam ini."
Aiden memegang tangan Anya dan mengangkatnya, membawa punggung tangan Anya ke bibirnya. "Aku juga."
"Aiden, kamu tidak menyukai Keara, kan?" Akhirnya Anya tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya.
"Apakah kamu masih tidak tahu siapa yang aku sukai?" mata Aiden terpaku pada wajah Anya.
"Siapa yang sebenarnya ada di hatimu? Bagaimana aku bisa tahu isi hatimu ..." Anya mengalihkan pandangannya. Tidak berani memandang wajah Aiden.