"Bibi juga berasal dari keluarga yang sederhana. Tetapi hubungannya dengan paman sangat bahagia," kata Nico dengan terang-terangan di hadapan Anya.
Anya menatap Nico dalam diam. Mulutnya yang masih mengunyah nasi, tiba-tiba saja berhenti bergerak. Tubuhnya langsung menegang.
Ia tidak tahu mengapa pembicaraannya sekarang tertuju padanya.
Wajah Maria terlihat memucat untuk sesaat. Ia tidak bisa menjawab kata-kata Nico.
"Kalau kamu memiliki kemampuan untuk menikah dengan wanita yang kamu cintai, tidak akan ada satu orang pun yang menghalangimu. Tetapi kamu tidak hanya tidak memiliki kemampuan. Kamu juga terlalu bodoh sehingga hanya bisa menyakiti hati bibimu dengan memberitahunya latar belakang keluarganya." Aiden bangkit berdiri dengan wajah yang muram. Ia berjalan menuju ke tempat Anya dan menarik Anya dari tempat duduknya untuk naik ke atas.
Bahkan Anya tidak sempat menyelesaikan sarapannya. Nasi di mulutnya masih ada, tetapi nafsu makannya sudah hilang.